Eropa

Keliling Kanal Amsterdam – Canal Cruise

Kami mengunjungi Amsterdam, ibu kota Belanda di awal musim panas 2018. Mataharinya sudah semakin cerah, langit biru terang, tapi angin dingin masih sesekali berhembus dan membuat udaranya sejuk buat ukuran orang Jakarta. Temperatur masih berkisar 20 derajat celcius di siang hari. Kalau malem ya pastinya lebih dingin lagi.
Jadi, rasanya buat kita yang first timer jalan-jalan ke sana, ya itulah waktu yang tepat buat keliling menikmati musim panas di Amsterdam. Kebayang kalau udah pertengahan summer matahari bakal semakin terik, gerah pula, dan bikin cepet capek jalan-jalannya.

Salah satu target utama things to do in Amsterdam adalah mengelilingi kanal dong pastinya. Kanal-kanal di Amsterdam ini termasyhur ke seluruh dunia. Udah jadi warisan dunia versi Unesco sejak tahun 2010.
Perhatikan detail peta dan satelitnya deh, keliatatan kan kalau kanal-kanal di Amsterdam dibuat menyerupai cincin gitu. Rapi dan teratur. Jadi jalur yang keliatan hitam di peta satelit itu jalur air ya, bukan jalan aspal. Udah kebayang kan? makanya pas banget kalau mau keliling Amsterdam salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan menelusuri kanal-kanalnya.

Perjalanan keliling Amsterdam dimulai dari Amsterdam Centraal. Ini terminal terpadu di kota ini. Stasiun kereta, bus, sampe tram dan ferry semua terpusat di sini. Terminal yang keren sih menurut saya yang terbiasa sama sistem transportasi yang awut-awutan di tanah air. Asal rajin baca petunjuk, kami yang jalan-jalan tanpa travel agent ini, ya gak susah nemu informasi mesti naik apa dan di mana platformnya. Kalau sudah pusing banget, tinggal tanya petugas informasi yang rajin banget jawabin pertanyaan para turis.
Loncat dulu di depan Amsterdam Centraal
Tampak depan stasiun sentral ini mirip bangunan istana-istana eropa gitu. Padahal di dalemnya orang sibuk hilir mudik lalu lalang, mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Bangunan stasiun mulai didirikan tahun 1882. Berarti waktu itu negeri ini masih ngejajah negeri kita loh. Jangan-jangan banyak juga dana pembangunannya dikuras dari tanah air hehehehe.. Sampai terakhir kita ke sana, bangunannya masih cakep dan kokoh. Apa kabar ya bangunan Belanda yang masih bertahan di Indonesia??
Lanjut yuk, jalan kaki dari Amsterdam Centraal ke tempat kita bisa naik cruise keliling kanal. Yes, cukup jalan kaki. Kanal-kanal legendaris Amsterdam sudah keliatan di depan mata kok dari stasiun. Tinggal nyebrang jembatan dikit.
Ada banyak banget pengelola wisata keliling kanal dengan kapal. Saran saya, jalan keliling aja dulu buat bandingin harga, waktu yang diberikan untuk menelusuri kanal, serta fasilitas kapal. Ini kalau travelingnya budget minded kayak keluarga kami ya. Kalau harga bukan lagi masalah, terserah dah naik apa juga bisa. Mau sewa kapal privat seharian ya monggo aja hehehe…
Buat pengelana murahan kayak kami, naik kapal barengan sama wisatawan lain aja udah bahagia. Kapal-kapal kayak gini biasanya udah ada jadwal keberangkatannya. Ada juga sih yang nunggu sampe jumlah orang tertentu baru berangkat. Tapi di musim panas, trust me, itu gak bakal lama. Soalnya Amsterdam itu penuh sama wisatawan, dan semuanya pengen naik canal cruise.
Setelah keliling beberapa deck canal cruise, ketemu juga yang cocok di hati dari segi harga sama waktu keberangkatan yang gak pake nunggu lama. Rata-rata wisata canal cruise durasinya sekitar 1 jam, ini paket standar. Untuk harga bervariasi beda-beda tipis, tapi kalau dijumlahin jadi lumayan kalau anggota keluarga yang mau ikut banyak. Waktu itu kami ikutan cruise seharga €11 untuk orang dewasa dan €7 untuk anak-anak. Harga sudah termasuk guide yang dirangkap sekaligus sama pengemudi kapal. Betul-betul efisien deh.
Kalau dihitung-hitung, kanal di Amsterdam itu nyampe 100 kilometer panjangnya. Kanal-kanal ini membentuk 90 pulau, dan memiliki 1500 jembatan mulai dari kecil sampe besar yang terbentang di atasnya.
Dari atas canal cruise kita bisa melihat sejumlah bangunan yang menjadi daya tarik kota. Bapak pengemudi yang badannya tinggi besar menjelaskan dengan bahasa Inggris yang asik. Kapal dengan jendela-jendela kaca yang besar sampai ke plafon-plafonnya memudahkan kita menikmati panorama Amsterdam.
Salah satu spot yang menarik adalah bangunan tua yang berdiri sepanjang kanal. Dulunya bangunan-bangunan ini semuanya rumah tinggal. Di masa revolusi industri, banyak rumah yang beralih fungsi menjadi perkantoran, pertokoan, bahkan gudang tanpa mengubah bentuknya. Sebagian rumah, entah karena saking tuanya atau pergeresan tanah, sampe sudah keliatan miring-miring.
Tanah di Amsterdam tentu saja mahal banget. Lah kota ini aja ada di atas lahan reklamasi kan ya. Jadi gak heran kalau harga bangunan di sini mahal, dan berdampak juga pada mahalnya harga hotel. Makanya kami nginep agak diluaran dikit dari pusat kota, selama bisa dijangkau sama transportasi publik yang nyaman dan selalu on time tentunya.

Selama di jalan, Keano asik liat-liat sementara bapake sibuk cekrak cekrek. Tipsnya kalau naik cruise kayak gini, jangan lupa bawa bekal minum sama camilan yang bisa dinikmati sepanjang perjalanan. Lumayan kan 1 jam sambil ngunyah-ngunyah menikmati suasana dan pemandangan. Anak-anak dijamin anteng, apalagi kalau makanannya enak dan banyak hehehe..

Di sejumlah titik kami juga ngeliat house boat. Rumah-rumah ini ada yang masih dijadikan tempat tinggal, ada juga yang disewakan. Jangan tanya saya berapa harganya ya kalau mau nginap di sini. Silakan cek sendiri di booking.com. atau Air BnB, eh sama Agoda juga deng.

Transportasi kanal menjadi urat nadi perekonomian Amsterdam pada masanya. Sampe sekarang masih dipertahankan. Fungsinya bertambah menjadi pemasukan dari sektor wisata. Gak semua kanal bisa dimasuki oleh cruise yang kamu naiki. Selain ukuran kapal yang terlalu besar, dari sisi waktu juga gak nutup. Untuk kanal-kanal sempit enaknya disusuri pake perahu-perahu kecil. Kalau punya waktu banyak, bayangan saya sih lebih seru ya, karena bener-bener bisa memasuki kawasan perumahan gitu dan ngeliat gaya hidup orang Amsterdam sesungguhnya, bukan sekedar tempat-tempat yang biasa menjadi tontonan turis. Cuma, yah kita cuma punya 2 hari di sini. Masih banyak tempat lain dan landmark yang mau ditandai.
Tepat 1 jam, canal cruise sudah putar haluan ke tempat semula. Jalan-jalan menyusuri kanal-kanal di Amsterdam segera berakhir. Sejauh ini, Amsterdam menjadi kota yang sangat mengesankan selama kami backpacking 16 hari ke Eropa. Terutama atmosfer kota wisatanya dapet banget. Itinerary eurotrip bisa lihat di sini dan bagian keduanya di sini
*****

Ajak Anak

Hallo, kami Herwin-Yossie-Lana & Keano, keluarga dengan dua anak penggemar traveling. Backpacking, budget traveling, hiking, & camping bersama anak menjadi favorit kami. Di sini kami berbagi cerita traveling dan pengalaman bertualang. Dan percayalah, bagi anda yang suka traveling dan wisata petualangan, melakukannya bersama anak dan keluarga jauh lebih menantang, sekaligus menyenangkan.

2 thoughts on “Keliling Kanal Amsterdam – Canal Cruise

  • Bunda Nadila

    assalamualaikum mba Yossie,
    saya seneng banget bisa baca artikel mba ajak anak..tolong sarannya dong mba..kalau saya mau liburan tanpa travel agent di bulan mei 2021 dengan tujuan Belanda-Paris-Barcelona-Zurich…tempat wisata yang cocok untuk mengajak anak-anak dibawah 12th di negara2 tsb dimana lokasinya dan alat transportasinya dari pusat kota…atas bantuannya terima kasih banyak yah

    Reply
    • Ajak Anak

      Waalaikum salam, terima kasih ya sudah mampir ke ajak anak. Untuk Amsterdam, Paris, dan Barcelona kami sudah pernah ke sana. Tapi kalau Zurich belum pernah. Amsterdam yang pernah kami kunjungi ada zaanse schans dan Volendam. Keduanya asik kok buat ngajak anak di bawah 12 tahun. Di Zaanse Schans malah sering ada aktivitas yang bisa diikuti anak seperti cara membuat keju, dan beberapa aktivitas seni. Tapi memang tergantung jadwal event. Sebenarnya kalau tempat yang cocok untuk anak tergantung anaknya juga sih. Di Amsterdam banyak museum yang bisa dimasuki anak. Tapi berhubung anak-anak kami lebih suka kegiatan outdoor dan waktunya sedikit, pilihannya jadi jalan-jalan di luar saja seperti naik kanal cruise atau bersepeda keliling kota. Begitu juga di Paris dan Barcelona. Di Barcelona kami ke Stadion Camp Nou, itu karena anak dan suami suka sepak bola. Kalau mau wisata gratisan bisa ke pantai Barcelonetta. Dan jangan lupa main ke La Rambla buat belanja.
      Transportasi dalam kota di Eropa kebanyakan naik bus atau kereta bawah tanah. Jadwalnya relatif sangat tepat dan cepat. Kalau mau murah dan waktu berkunjung cukup lama di sebuah kota, lebih baik beli tiket tranportasi terusan saja. Apalagi kalau mobilitasnya cukup tinggi. Lebih hemat pakai tiket macam ini. Ada yang masa berlakunya satu hari, dua hari, bahkan seminggu, sesuai dengan kebutuhan. Barcelona, Paris dan Amsterdam masing-masing punya travel pass untuk turis seperti ini. Terus terang untuk transportasi kami sangat mengandalkan Google Maps. Karena pilihannya sudah lengkap banget. Tinggal masukkan tujuan kita, nanti pilihan transportasinya sudah tersedia lengkap dengan nomor bus atau rute kereta, berikut jadwalnya.
      Di Paris seperti wisatawan pada umumnya kami ke Eiffel hehehe.. sebenarnya ada Disneyland kan ya di Paris. Tapi anak-anak kami sudah pernah ke Disneyland Hong Kong. Seharian cuma menghabiskan waktu di theme park rasanya sayang banget buat kami kalau ke Eropa. Makanya Disneyland gak masuk dalam daftar tujuan. Tapi kalau anak-anak suka banget sama Disney, boleh dicoba juga main ke sana. Selamat bersenang-senang ya mbak, bayangin tempat yang mau dikunjungi saja rasanya sudah gembira kalau buat saya

      Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *