Camping di Taman Nasional Baluran: Petualangan Keluarga di Ujung Timur Jawa

Camping Baluran ajakanak.com

Memang bisa camping di Taman Nasional Baluran? Pertanyaan ini sering banget mampir setiap kali kami bercerita soal pengalaman camping di taman nasional yang dijuluki “Africa van Java” ini. Bahkan beberapa teman sempat mengira kami nekat bermalam di tengah sabana.

Jawabannya: bisa! Tapi kalau kamu berharap bisa camping langsung di Savana Bekol—ikon Taman Nasional Baluran—atau di tepian Pantai Bama yang lokasinya tak jauh dari sana, lebih baik kubur dulu impian itu. Area tersebut tidak diperbolehkan untuk camping. Savana Bekol dikhususkan untuk pengamatan satwa, sementara Pantai Bama dihuni oleh banyak monyet hiperaktif yang bisa bikin pengalaman camping jadi penuh ketegangan. Demi kenyamanan dan keamanan, pihak taman nasional tidak mengizinkan camping di dua spot populer tersebut.

Akses Menuju Lokasi Camping di Baluran

Untuk mencapai Savana Bekol dan Pantai Bama, pengunjung biasanya masuk lewat Gerbang Batangan, yang terlihat jelas dari jalur utama Situbondo-Banyuwangi. Namun, kalau tujuan kamu adalah camping di Taman Nasional Baluran, petugas akan mengarahkan ke pintu masuk berbeda, yaitu Gerbang Watunumpuk. Kalau dari arah Situbondo, gerbang ini terletak sebelum Gerbang Batangan.

Gerbang Watunumpuk tidak terlihat dari jalan raya—kita harus masuk melalui jalan kecil di area permukiman warga. Kami pun sempat hampir kelewatan karena tidak ada plang besar. Di Google Maps, kamu bisa mencari titik bernama “Resort Watunumpuk SPTNW 2 Taman Nasional Baluran”. Di sinilah pos masuk pengunjung berada. Tiket masuknya sangat terjangkau: Rp 11.000 per orang, dan Rp 10.000 per kendaraan. Karena camping dihitung dua hari, maka tiket pengunjung menjadi Rp 22.000 per orang. Sekeluarga berempat kami jadinya bayar Rp 88.000 untuk tiket masuk, kalau dengan tiket mobil totalnya jadi Rp 98.000.

Camping di Pantai Bilik

Kami diarahkan untuk mendirikan tenda di Pantai Bilik, sebuah pantai yang tenang dan terlindung oleh teluk. Kami memilih lokasi ini karena dekat dengan kantor resort—di sini tersedia kamar mandi portable bersih dengan air tawar berlimpah, mushola, serta keran air untuk kebutuhan memasak.

Saat itu, kami membawa power station sendiri untuk memenuhi kebutuhan listrik. Tapi seandainya tidak membawa, kita bisa menitip ke kantor resort untuk mengecas perangkat elektronik. Untuk penerangan kalau tidak membawa lampu camping, cahaya lampu dari kantor resort juga cukup menerangi lokasi. Tidak berlebihan terangnya, namun menyelamatkan dari gelap gulita. Alhamdulillah petugas taman nasional juga ramah dan sangat membantu. Sejak dari kedatangan sampai pulang kami merasa sangat aman di sini.

Saat kami camping di bulan Desember menjelang akhir tahun 2024, suasana Pantai Bilik sangat sepi. Kami satu-satunya yang bermalam di sana. Angin laut, suara ombak yang lembut, dan udara segar membuat malam itu terasa begitu damai. Langit malamnya pun tak kalah indah—bertabur bintang minim gangguan cahaya buatan. Jadi betah berlama-lama duduk di luar.

Lanskap Unik dan Keamanan

Berfoto di tepi jalan menuju lokasi camping

Yang unik dari camping di area Watunumpuk adalah, saat menuju pantai dari pos jaga, pengunjung akan melewati jalan yang kanan kirinya berserakan banyak sekali batuan. Sebagian batu bahkan bertumpuk-tumpuk seakan didekorasi demikian. Mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar. Inilah yang mungkin menjadi asal-usul nama Watunumpuk. Kami sempat ingin turun dan main di bebatuan, tapi urung karena tanahnya berlumpur dan mudah ambles. Pastikan kendaraan tetap berada di jalur utama yang sudah diberi perkerasan khusus. Jangan melipir jalan ke kanan kiri karena bahaya selip dan kepater.

Kalau berada di jalur jalan utama, semua aman terkendali. Jalan ini bahkan bisa dilalui oleh kendaraan sedan sekalipun. Jadi bisa tuh city car masuk baik sekedar berkunjung ataupun ikutan camping juga.

Tips Penting:

  • Bawa perlengkapan camping sendiri karena tidak ada penyewaan alat.
  • Bawa logistik makanan dari luar, karena warung di area hanya buka siang hari.
  • Perhatikan keberadaan ubur-ubur dan bulu babi jika bermain di pantai.

Aktivitas Seru untuk Keluarga

Camping di Taman Nasional Baluran bukan hanya soal tidur di alam terbuka. Anak-anak kami, Lana dan Keano, berkesempatan memberi makan rusa yang sedang dikarantina. Ada sekawanan rusa-rusa jantan yang baru datang dari Jawa Tengah. Mereka sangat aktif dan berisik, bahkan sempat saling adu tanduk di pagi hari—pemandangan yang jarang bisa kita lihat.

Lana sampai terheran-heran karena ini pertama kali ia mendengar suara rusa. Sementara Keano antusias melihat rusa saling adu tanduk entah berebut apa.

Di malam hari, kita diizinkan untuk membuat api unggun di bawah langit bertabur bintang, ditemani desau angin pantai dan suara serangga yang menenangkan. Pagi harinya, suara burung bersahutan menyambut hari dengan damai. Jauh lebih merdu dibanding musik yang sering diputar terlalu keras di tempat wisata.

Kesimpulan: Worth It Banget!

Camping di Taman Nasional Baluran melalui Resort Watunumpuk memberikan pengalaman menyenangkan. Dengan biaya terjangkau dan fasilitas dasar yang cukup, tak menyesal kami camping di sini. Lain kali kalau ada kesempatan mau datang lagi karena masih banyak spot menarik seperti Pantai Bilik Sijile dan Desa Merak yang belum sempat dieksplor.

Jadi kalau kamu mencari pengalaman camping di Taman Nasional Baluran yang tenang, natural dan dekat dengan alam—Pantai Bilik di Resort Watunumpuk adalah jawabannya.

Buat kamu yang penasaran dengan suasana camping di sini, bisa menyaksikannya di youtube channel AjakAnak TV. Camping di Taman Nasional Baluran adalah bagian dari perjalanan road trip 12 hari Depok Bali.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *