Pengalaman Menginap di Apartemen Venesia (Hotel Pantalon)
Memilih-milih penginapan itu salah satu yang paling kami suka saat sedang merencanakan suatu perjalanan. Kesannya sepele, tapi beneran bagian ini justru bisa menjadi keputusan yang paling lama diambil setelah pembelian tiket pesawat. Pilihannya banyak banget soalnya. Mau tinggal di hotel, hostel, atau apartemen? semua tergantung kondisi dan itinerary. Saya mau berbagi pengalaman menginap di apartemen saat kami ke Venesia, yang dikelola oleh Hotel Pantalon. Hotel Pantalon adalah hotel bintang tiga yang terletak di pulau Venesia, Italia.
Meskipun statusnya hotel bintang tiga, jangan sangka kita akan menemukan hotel ini di pinggir jalan besar. Nggak ada yang namanya jalan besar di Pulau Venesia. Yang ada cuma jalan kecil, jalan sempit, dan gang yang cuma bisa dilewati orang, bukan kendaraan. Seperti yang pernah saya ceritakan di postingan sebelumnya, di Venesia nggak ada kendaraan bermotor kecuali perahu.
Kami ke Venesia pada pertengahan musim panas di bulan Juli 2018. Mendarat di Bandara Marco Polo, langsung naik bus ke Terminal Piazzale Roma yang berada di Pulau. Dari terminal kami jalan kaki menuju hotel. Bawa barang bawaan sendiri. Kalau punya banyak bagasi, pihak hotel juga bersedia untuk bantu bawa. Gak gratis ya, bayar lagi. Nanti mereka akan kirim gerobak ke terminal buat angkut itu bagasi. Kami berempat, saya, suami dan dua anak masing-masing membawa 1 tas. Ransel besar untuk saya dan suami, daypack untuk Lana dan Keano. Kalau mereka lagi capek, daypack kami juga yang bawa.
Menurut google maps, jalan kaki dari terminal ke hotel cuma 10 menit. Lewat jalan kecil, nyebrangi beberapa kanal dan menelusuri sejumlah gang sempit. Yup, modal kami cuma google maps dengan kuota internet dari simcard eropa kenikura. Gak pake tour guide. Kalau nyasar ya dinikmati aja. Malah tambah seru karena mirip permainan mencari jejak. Google maps memang sebuah cobaan kalau kita pake buat menembus gang macam labirin di Venesia. Lebarnya samalah kayak gang sempit di Ibukota Jakarta. Padatnya juga. Tapi bedanya di sini bersih dan bangunan juga tertata lebih rapi. Setidaknya kalau dibandingin sama gang sempit di Jakarta yang pernah saya datangi.
Setelah beberapa kali salah jalan, bolak balik keluar masuk gang dengan senang, sampe deh ke Hotel Pantalon. Lebih dari 10 menit pasti. Kami tiba di lobby hotel yang kecil, bersih, dengan tante resepsionis yang ramah. Bahasa inggrisnya juga ok. Saya sebut tante karena resepsionis ini sudah agak tua. Cocok jadi ibu kos. Ia melayani dengan sopan dan menjawab semua pertanyaan saya dengan jelas. Kamar yang kami pesan adalah tipe apartemen dengan fasilitas dapur. Biaya hidup di Venesia tergolong mahal. Makanya saya niat masak saja untuk makan kami sehari-hari. Kecuali, ada makanan atau resto yang pengen dicoba barulah makan di luar.
Yang saya baru tahu, kami perlu jalan lagi ke apartemen yang sudah kami booking. Jadi lobby hotel ini cuma menyediakan kunci dan peta. Eaaa… jadi beneran kan diajak masuk permainan mencari jejak. Dikasih nama jalan sama nomor bangunan, plus selembar peta kayak di undangan kawinan. Baiklaah.. kami jalan lagi. Gak jauh sih, tapi melingker-lingker di dalam gang sempit. Kadang salah belok dan ketemu gang buntu. Kami memang gak buru-buru. Perjalanan inipun punya pemandangan yang asik. Satu-satunya alasan kami pengen cepat sampai adalah cuaca di luar yang panas banget. Gak sabar pengen ngadem.
Dan akhirnya sampai juga ke apartemen. Bangunan tua ala italia gitu. Maaf saya bukan orang arsitek, jadi gak tau ini tipe bangunan macam apa. Tapi kalau liat film-film dengan latar Italia suka liat bangunan dengan model dan cat warna begini hehehehe… Peta dari tante resepsionis tadi saya simpen baik-baik. Buat bekal jalan-jalan nanti, takut saya lupa alamat apartemen ini. Nama jalannya susah soalnya buat dihafal di kepala.
Begitu masuk huaaaa… langsung nyalain AC. Keano malah langsung buka baju. Kamarnya lumayan lega. Ada satu tempat tidur utama. Plus satu sofa lagi yang bisa buat bobok juga. Kamar mandinya bersih banget. Kami cari-cari dapur ada di mana. Jangan-jangan zonk lagi. Tapi ternyata… dapur tersembunyi dalam lemari. Kompor, segala peralatan masak dan makan sudah tersedia. Di dalam lemari juga ada sink alias tempat cuci piring. Meja makan pun ada juga. Suka deh kalau begini.
Apartemen beratap rendah. Tegelnya pun jadul banget. Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Kami cuma menempati lantai bawah saja. Tangga menuju lantai kedua ada di luar. Dekat pintu masuk apartemen kami. Tangganya juga ada di balik pintu. Gak bisa sembarang orang masuk, termasuk kami.
Saya suka kamar mandinya yang bersih dan lega. Karena jatahnya untuk menginap 4 orang, handuk pun tersedia 4 juga. Fasilitasnya juga lengkap. Sabun, shampo, hair dryer, hair cap tersedia juga.
Untuk menginap di sini kami membayar sekitar 1.8 juta rupiah permalam. Bookingnya lewat Traveloka. Itu juga udah cari harga yang paling murah dari semua jenis kamar tipe apartemen yang tersedia. Tentunya setelah perbandingan juga sama booking.com, airbnb dan agoda, situs dan aplikasi yang biasa kita pakai. Pilihan pakai traveloka, karena lebih mudah aja. Data keluarga udah ada di situ semua. Oiya, satu lagi harga di Traveloka itu udah nett. Gak ada lagi biaya tambahan. Beda kalau pakai airbnb, harga yang kita bayar ujung-ujungnya pasti lebih besar dari harga apartemen yang ditawarkan karena ada pajak ataupun kebijakan cleaning fee.
Venesia termasuk kota paling mahal yang pernah kami datangi. Kalau mau dapat hotel atau kamar murah bisa cari di daratan, bukan di pulau. Tapi itu berarti butuh biaya tranportasi dan waktu lagi untuk ke pusat kegiatan wisata di Venesia. Kalau orang lokal Italia banyak yang one day visit ke Venesia. Mereka gak nginep. Tapi menurut kami, secara kita udah terbang jauh dari Asia, ke Venesia harus nginep. Mesti ngerasain malam di sana seperti apa. Meskipun cuma satu malam saja. Dan lebih baik nginep bukan di daratan besarnya. Jadi dekat ke mana-mana, bisa jalan kaki.
Kami gak lama istirahat di hotel. Padahal sudah berangkat sejak subuh dari Barcelona, Spanyol. Venesia terlalu indah buat ditinggal bobok di kamar. Beruntungnya pergi di musim panas, waktu siangnya panjang banget. Puas-puasin deh buat lihat pemandangan. Saya dan suami suka banget dengan deretan bangunan tua di sini. Desainnya indah. Tapi mandangin bangunan tua bukan favoritnya anak-anak. Makanya sebelum rewel, sudah diantisipasi. Ada gelato nikmat buat mereka. Sejenak ayah ibunya bisa tenang menikmati Venesia.
Kami baru ke hotel lagi hampir tengah malam. Nyasar lagi, cari jejak lagi mengikuti peta manual dan gmaps. Biarpun capek, tetap seru karena kami gak nyasar sendirian. Banyak juga yang masih nyari jalan pulang, bolak balik belok sana belok sini hehehhe..
Sampai di hotel langsung tidur dengan nyaman. AC-nya dingin, kasurnya empuk. Pantalon sendiri punya macam-macam tipe kamar. Gak semuanya tipe apartemen. Beberapa kamar hotel tipe standar ada di lokasi lobby tempat kami check in di awal. Beberapa lagi tersebar kayak bangunan yang kami tempati. Salah satu penyebab tersebarnya lokasi kamar adalah susahnya membuat bangunan baru di Venesia. Lahan terbatas, dan gak bisa bangun gedung tinggi pula. Jadilah memanfaatkan bangunan-bangunan lama, diorganize menjadi hotel. Ini juga yang membuat biaya menginap di Venesia mahal. Ketersediaan kamar segitu-gitu aja. Tapi yang mau ke sana datang dari seluruh dunia
Venesia kami anggap spesial, dan memang spesial. Selama backpacking Eropa, biaya yang kami keluarin buat penginapan di Venesia adalah yang paling besar dibanding kota dan negara lainnya. Prinsipnya, gak apa mahal dikit, yang penting puas.
Demikian pengalaman menginap di apartemen Venesia yang dikelola oleh Hotel Pantalon. Lumayan biayanya. Gak ada fasilitas spa, pusat kebugaran ataupun kolam renang. Tapi untuk ukuran Venesia, itu sudah yang paling terjangkau harganya.
Inspiratif sekali
Terima kasih sudah bertandang ke ajakanak.com
Akupun bakal memilih nginep setidaknya 1 malam kalo ke Venesia mba. Terlalu sayang kalo ga ngerasain stay di sana :D.
Unik bangetttt, penginapannya terpisah dr resepsionisnya yaaa. Aku termasuk suka dengan kota2 tua seperti ini, apalagi kalo terawat baik dan bersih. Rasanya betah aja jalan2 cuma kliling kota, ngeliat kotanya, cafe2 kecil tp menjual kopi dan Snack enak :D. Betaaah banget itu.
Iyaa.. Venesia bikin betah. Aku juga suka banget sama jalan-jalan kecil dan nuansa bangunannya. Gak nyesel keluarin budget buat nginep di pulaunya.
unik sekali bangunannya
Iya mbak, makanya seneng banget bisa nginep di situ