HotelReviews

Hotel Meininger: Penginapan Murah Strategis di Amsterdam

Menginap di Amsterdam mahal? Yes bener banget, no doubt!. Apalagi di musim panas. Makanya kami cukup beruntung waktu ke sana nemu Hotel Meininger, penginapan yang murah dan strategis di Amsterdam. Lokasinya memang gak di pusat kota. Tapi ini hotel deket banget sama stasiun kereta Amsterdam Sloterdijk. Cuma dipisahin sekitar satu atau dua bangunan aja. Dari Stasiun Amsterdam Sloterdijk ke Stasiun Amsterdam Centraal cuma 5 menit naik kereta. Setelah itu udah bebas deh keliling kota Amsterdam. Mau jalan kaki, naik canal cruise atau bersepeda, it’s your own choices.

Area depan hotel. Cukup luas, dan sepi-sepi santai

Hotel Meininger yang kami tempati ini nama lengkapnya Meininger Hotel Amsterdam City West. Jaringan ini memiliki 30 hotel yang tersebar di 18 kota Eropa. Di Amsterdam ada dua hotel Meininger. Selain Meininger Amsterdam City West, ada juga Meininger Amsterdam Amstel. Kami memilih Meininger Amsterdam City West karena lokasinya sebelahan sama terminal Filixbus. Dari Amsterdam nanti rencananya memang mau lanjut ke Paris naik Flixbus

Kami tiba di Bandara Internasional Schiphol Amsterdam jam 8 pagi. Berangkatnya habis subuh dari hotel di Berlin. Di Schiphol jalan-jalan sebentar ngeliatin suasana salah satu bandara tersibuk di Eropa ini. Gak lupa beli kartu transportasi region harian yang bisa dipakai jalan-jalan sesukanya di kota Amsterdam dan sekitarnya. Plus buat naik kereta juga ke Stasiun Amsterdam Sloterdijk tentunya.

Lobby hotel. Colorful, bersih nyaman. Di sini, biasa jadi titik kumpul buat city tour gratis bareng-bareng

Sekitar jam 9.30 pagi, kami sudah sampai hotel. Lobbynya sudah penuh oleh tamu yang mau check in. Seperti biasa, tamu baru bisa masuk kamar di atas jam 12 siang. Tapi kita boleh check in duluan dan nitip barang bawaan, gratis. Sambil nunggu waktu masuk kamar, bisa jalan-jalan dulu. Hampir semua tamu yang datang pagi, memanfaatkan fasilitas nitip bagasi ini. Kalau mau bersih-bersih badan, di lobby juga ada restroom yang bisa dipakai.

Buat yang bawa anak kecil, ada pojok bermain di sudut lobby. Buat yang lebih besar, bisa coba main bilyard di game zone. Di lounge, tempat kita ngantri check in, ada banyak colokan buat ngecharge gadget. Ini hotel beneran travel friendly deh. Oiya tambahannya di lobby juga terdapat meeting point buat para pengunjung hotel yang mau ikut tur gratis keliling Amsterdam. Yahud pokonya mah.

Sumber foto: Website Meininger
Sumber foto: Website Meininger

Meininger itu paduan antara hotel dan hostel. Jadi nginep di sini terasa homey. Target marketnya memang para budget travelers. Mulai dari keluarga, kelompok anak muda, backpackers, sampai rombongan tour anak sekolah. Kami ketemu semuanya di sini. Datang dari berbagai belahan dunia dengan bahasa berbeda. Kami gak sendirian sebagai keluarga Indonesia. Ada beberapa keluarga lain. Kami datang cuma berempat, orang tua dengan dua anak. Keluarga Indonesia lain yang kami temui ada yang lengkap bawa kakek nenek segala. Dan mereka bukan pertama kali nginep di sini.

Tempat tidur idaman dan rebutan anak. Kalau malam sih gak dipakai, mepet semua tidurnya

Gak heran kalau Meininger Hotel Amsterdam City West ini jadi favorit. Mereka punya family room yang asik, quadruple room. Cocok untuk sekeluarga berempat. Yang kami tempati, kamar dengan satu tempat tidur utama dan satu bunkbed. Keano langsung heboh pengen tidur di atas. Interiornya bergaya industrial modern. Simpel, tapi tetap nyaman. Ada lemari buat naruh barang-barang dan gantung baju. Kamar mandinya pun cukup besar, dan terutama bersih.

Selain quadruple room, di sini juga ada kamar standar buat dua orang, kamar satu orang, sampai dormitory room yang biasanya disewa para backpackers. Bayarnya pun perorang kalau yang tipe kayak gitu. Untuk menginap kita juga bisa milih mau pakai sarapan atau tidak. Untuk sarapan pastinya ada biaya tambahan. Fasilitas lain yang sangat penting buat traveler adalah wifi. Ini tersedia gratis buat semua tamu hotel.

Minimilis dan bersih. Paduan warna enak di mata
Lumayan besar lah kamarnya, Buat kami, ini Lebih dari cukup

Satu kekurangannya, kayak sebagian besar hotel di Eropa yang kami tempati, toiletnya gak ada bidet. Buat kita orang Indonesia yang biasa bebersih urusan toilet pakai air, mesti siapin strategi khusus. Saya pake botol bekas air mineral buat pengganti gayung.

Toilet kamar. Lumayan besar dan sangat bersih

Hotel ini juga nyediain mesin cuci yang bisa dipake bareng-bareng tamu hotel lainnya. Kita mesti beli koin kalau mau menggunakannya. Sementara untuk urusan makan ada guest khitcen yang bisa dipakai bersama juga. Kalau yang ini fasilitas gratis. Abis masak, bisa makan di area kitchen juga. Bahan makanannya harap beli sendiri. Tau aja deh hotel ini, kalau budget traveler suka masak sendiri biar bisa ngirit biaya makan hehehe…

Mesin cuci, tinggal masukan koin dan niat mencuci

Banyak juga yang pakai fasilitas dapur ini. Untuk mesin cuci, kami belum pakai karena cucian belum banyak. Terus kami juga bawa kompor listrik kecil, jadi masak masih bisa di kamar. Gak heboh juga sih masaknya. Paling utama masak nasi. Terus bawa lauk kaya teri, kentang kering dan abon dari Indonesia. Nambahinnya goreng sosis yang bisa kami beli di supermarket setempat. Kalau mau coba makanan yang khas, baru kami jajan atau makan di luar.

Dapur dan ruang makan bersama. Buat ngirit dan makan enak

Meski letaknya di pinggir kota Amsterdam, kami gak berasa susah ke mana-mana. Intinya kalau dekat stasiun kereta, satu masalah selesai. Ongkos kereta juga gak mahal-mahal banget. Kamar quadruple yang kami booking waktu itu harganya Rp 1.291.277 nett, belinya lewat Traveloka, tanpa fasilitas sarapan. Tapi di Amsterdam ada kebijakan city tax di luar harga kamar. Besarnya waktu itu 3,78% dari harga kamar (tahun 2018). City tax dibayar saat kedatangan.

Stasiun kereta Sloterdijk, gak sampai selepmparan batu dari hotel
Warkop persis di dekat pintu stasiun. Biasa dicari orang Indonesia

Amsterdam adalah salah satu kota di dunia yang paling banyak di serbu wisatawan. Sebelas dua belas sama Venesia. Meskipun banyak pemasukan yang didapat kota ini dari sektor wisata, warga setempat gerah juga ngeliat terlalu banyak turis keliaran. Mereka merasa seolah hidup di dalam theme park, gak kayak masyarakat biasa pada umumnya. Bayangin aja ada 18 juta pengunjung tiap tahun ke sini, dan terus bertambah setiap tahunnya.

Sejak tahun 2019, Amsterdam mulai membatasi jumlah turis yang masuk. Badan pariwisata setempat berhenti mengiklankan wilayahnya sebagai tempat tujuan wisata. Mulai tahun ini, Januari 2020 city tax juga naik. Kalau kita menginap di hotel, pajak kota yang mesti dibayar yakni 7% dari harga kamar. Lalu ada pajak tambahan 3 Euro untuk setiap orang yang menginap PERMALAM. Kalau pakai kurs saat ini sekitar 50ribu berarti perorang. Kalau nginep sekamar berdua jadi sekitar 100ribu permalam.

Sementara untuk akomodasi airbnb, city taxnya 10% dari harga kamar. Sedangkan pajak menginap 1 euro untuk akomodasi jenis ini perorang permalam. Kebijakan ini membuat Amsterdam menjadi kota dengan pajak hotel paling mahal di Eropa. Jadi sebelum berangkat, hitung baik-baik budgetnya. Menginap agak di pinggir-pinggir ya gak papa juga selama transportasinya gampang. Buat kami berdasarkan pengalaman sendiri, Hotel Meininger masih menjadi penginapan yang murah dan strategis selama jalan-jalan di Amsterdam

Hotel Meininger, persis di belakang pangkalan Flixbus

Ajak Anak

Hallo, kami Herwin-Yossie-Lana & Keano, keluarga dengan dua anak penggemar traveling. Backpacking, budget traveling, hiking, & camping bersama anak menjadi favorit kami. Di sini kami berbagi cerita traveling dan pengalaman bertualang. Dan percayalah, bagi anda yang suka traveling dan wisata petualangan, melakukannya bersama anak dan keluarga jauh lebih menantang, sekaligus menyenangkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *