Dari Madrid ke Barcelona: Pengalaman Naik Alsa Bus
Madrid dan Barcelona adalah dua kota utama di Spanyol yang bisa dicapai pulang pergi dengan naik bus. Madrid menjadi ibukota sekaligus kota terbesar di kerajaan ini. Lokasinya pas di tengah wilayah negara. Sementara Barcelona berada di tepi Laut Mediterania. Sementara Barcelona, kota kedua terbesar. Ia ibukota wilayah otonom Catalunya. Tahun 2017, Catalunya mendeklarasikan kemerdekaan dari Spanyol. Tapi hingga kini deklarasi tersebut tidak diakui. Di dunia internasional, belum ada negara yang mengakui kemerdekaan Catalunya. Jadi secara de jure dan de facto, Catalunya masih di bawah Spanyol.
Di lapangan hijau, Madrid dan Barcelona adalah rival sejati. Siapa sih yang gak kenal Real Madrid dan FC Barcelona? Dua-duanya klub raksasa sepak bola dunia. Fans dua kesebelasan ini banyak banget. Termasuk di antaranya orang-orang Indonesia. Karena itulah, perjalanan kami di Spanyol memakan waktu paling lama dibanding negara lain saat backpacking ke Eropa. Suami adalah penggemar berat sepak bola. Meskipun kesebelasan favoritnya adalah Manchester United, tapi yang namanya dateng ke stadion Real Madrid dan FC Barcelona masuk dalam daftar yang wajib dikunjunginya kalau ke Spanyol.
Madrid adalah kota pertama yang dikunjungi. Tujuan utamanya adalah Stadion Santiago Bernabeu pastinya. Dari Madrid baru ke Barcelona. Menginjakkan kaki ke Camp Nou gak boleh lupa. Jarak dari Madrid ke Barcelona sekitar 620 kilometer. Menurut google maps, kalau nyetir sendiri bisa menghabiskan 6 jam perjalanan. Kami memilih naik bus aja, jauh lebih murah dari pada sewa mobil. Kalau naik bus, sekitar 8 jam baru sampai Barcelona dari Madrid.
Bus yang paling banyak direkomendasikan adalah Bus Alsa. Operatornya adalah perusahaan asal Spanyol. Bus ini menghubungkan kota-kota utama di Spanyol. Tapi gak cuma itu lho, Alsa juga ternyata melayani rute ke sejumlah kota di negara Eropa lainnya. Pengalaman kami naik bus ini juga memuaskan. Dari sisi harga saat itu (tahun 2018) setelah membandingkan dengan kereta dan pesawat, lebih murah naik bus. Kami juga sengaja memilih perjalanan malam dari Madrid ke Barcelona. Keuntungan pertama, siangnya bisa puas mengeksplor tempat yang pengen banget didatengi. Keuntungan kedua, naik bus malam sekaligus menghemat biaya penginapan.
Pesan tiket bus-nya online dari tanah air. Pesannya lewat Omio, yang bisa dibuka alamat websitenya di https://www.omio.com/. Dulu namanya masih Goeuro. Nah, lewat Omio ini kita bisa membandingkan tiket kereta, bus, hingga pesawat dari satu tempat menuju tempat lain di Eropa. Mulai dari harga, jadwal sampai perusahaan transportasinya lengkap ada di sini. Waktu itu harga tiket Alsa dari Madrid ke Barcelona 32.71 euro untuk dewasa, dan 22.9 euro untuk anak-anak. Total pengeluaran berempat (dua dewasa dua anak) menjadi 111.22 euro.
Naik bus dari Madrid menuju Barcelona, kami berangkat dari terminal Avenida de America. Ini salah satu terminal bus terpenting di Madrid karena terhubung dengan kereta bawah tanah (metro) serta jalur transportasi ke airport. Ada banyak gate keberangkatan di sini. Lumayan bikin bingung juga waktu pertama kali dateng. Tapi asal gak malu nanya, ketemu juga kok gate keberangkatan Alsa Bus. Perhatikan baik-baik petunjuknya. Alsa gak cuma melayani rute ke Barcelona. Jangan sampai naik jurusan kota lain. Udah gitu perhatikan juga jam keberangkatan. Jadwal ke Barcelona gak cuma sekali. Ada sejumlah trip menuju kota tersebut. Beberapa jadwalnya berdekatan. Pastikan kita naik bus yang sesuai dengan jadwal keberangkatan dalam tiket.
Jam keberangkatan kami dijadwalkan pukul 23.40 dan rencananya bakal tiba di Barcelona jam 07.35 pagi. Ternyata banyak juga penumpang yang berangkat tengah malam. Yang bawa anak juga gak cuma kami. Tempat duduk untuk menunggu penumpang lumayan penuh. Di tempat-tempat kayak gini kewaspadaan saya jadi dobel. Semua barang harus diletakkan dalam pengawasan. Ini gara-gara pengalaman hampir kecopetan pada hari sebelumnya di Madrid. Cerita soal nyaris jadi korban komplotan copet bisa lihat di sini ya.
Nah, untuk tiket sendiri, selain file digital saya kebiasa ngeprint semua untuk back up. Di Madrid ini masih banyak juga kok yang pakai print tiket. Nggak kayak waktu naik Flixbus di Amsterdam, yang hampir semua penumpang pakai tiket digital. Seperti biasa, nanti tiket ditunjukkan kepada sopir sebelum kita naik bus.
Fasilitas di dalam Alsa Bus ternyata lebih lengkap dari Flixbus yang sempat kami naiki sebelumnya dari Amsterdam menuju Paris. Setiap penumpang mendapat nomor kursi. Jadi gak perlu rebutan tempat duduk. Nomor kursi ini kita pilih waktu melakukan pemesanan tiket. Di dalam bus juga ada fasilitas hiburan berupa film atau musik yang bisa dinikmati masing-masing penumpang melalui layar personal yang disediakan. Wifi dan colokan buat ngecharge gadget juga tersedia. Kursinya bisa reclining dan legroom-nya lega. Apalagi kalau ambil tempat duduk paling depan. Asoylah.
Sekitar jam setengah delapan pagi kami pun tiba di terminal bus Barcelona Nord. Niatnya kami santai dulu di terminal, memanfaatkan toilet dan wifi gratis. Lagipula baru bisa check in hotel nanti sekitar jam satu siang. Lana masih ngantuk banget dan terminal masih rada sepi di kala pagi. Jadilah Lana bobok sebentar di pangkuan. Gak cuma kita yang ngantuk. Ada bapak-bapak di sebelah Lana juga teler banget. Sedikit cerita soal bapak yang botak ini, begitu bangun dia sempet jalan-jalan sebentar. Terus ngeliatin tumpukan ransel kami. Lalu dia bilang hati-hati, selalu awasi barang bawaan kalau di sini. Saya bilang makasih udah diingatkan. Di Barcelona ternyata tetap harus siaga ya, gak cuma di Madrid aja.
Menjelang siang terminal baru rame. Banyak orang mulai berdatangan. Nah disinilah saya liat ada orang gerak-geriknya mencurigakan. Masih muda, sibuk ngomong di telepon pakai handsfree. Bolak-balik duduk di belakang saya. Terus bangun berdiri agak jauh sambil tetep ngawasin. Muter lagi, duduk lagi. Mata saya tetep siaga ke barang-barang. Tas berisi paspor dan dompet saya pegang erat. Tadinya saya pikir saya cuma parno gara-gara kejadian copet di Madrid. Eh pas kita jalan keluar terminal masnya ngikutin dong.
Saya langsung lapor ke suami kan ya kalau ada orang mencurigakan. Tapi suami gak percaya. Pas kita jalan lagi sempet gak keliatan juga orangnya. Dan tiba-tiba begitu keluar bangunan terminal, dia udah kayak nungguin gitu di pinggir jalan. Langsung deh diperhatiin dari atas sampe bawah orang ini sama suami. Feeling dia, orang ini memang ngebuntutin kita sambil ngobrol terus pakai handsfree. Udah kayak di film mata-mata, tapi ini mata-matanya ketauan banget. Sampai kita foto segala orangnya.
Kita berhenti, orang ini ikut berhenti, kita jalan ikut jalan. Dan tau-tau dari arah berlawanan ada orang kayak dia juga yang sibuk teleponan pakai handsfree. Ini kebetulan atau gimana ya.. Di belakang ada orang ini, di depan ada orang lain yang gelagatnya juga sama. Langsung dong kita minggir masuk ke dalam taman. Seenggaknya di area itu nggak ada ruang untuk papasan. Jadi pilihannya dia mesti deketin kita kalau mau ngapa-ngapain. Dan pasti bakal keliatan banget sehingga mudah diantisipasi. Feeling kita rada-rada bener sih, dua orang yang ngobrol pake handsfree itu ternyata saling kenal. Mereka berdiri di kejauhan sambil ngeliatin kita terus. Ya udah, lama-lamain aja di taman. Ada beberapa warga juga yang duduk-duduk di situ. Agak aman lah. Mungkin karena kita gak keluar-keluar dari taman dua orang mencurigakan itu terus pergi. Saya beneran gak tau mereka mau ngapain dengan kita. Tapi berasa horor aja diikutin orang gak dikenal kayak gitu.
Hasil baca-baca kemudian, di Barcelona ini selain rawan copet juga ternyata rawan jambret. Pelakunya anak-anak muda. Targetnya para turis termasuk juga backpacker. Duh.. udah bener deh kita waspada terhadap yang kayak-kayak gini. Mending sedikit parno daripada kejadian duluan tas kita dirampas orang. Kalau situasi udah gak bikin nyaman mending cari tempat aman dulu. Jangan buru-buru kemana-mana. Itu yang kami lakukan. Anak-anak juga cukup senang bisa main di taman. Sementara kami duduk sambil tetap mengawasi mereka. Begitu keadaan mulai kondusif, lanjut deh jalan lagi. Kami segera menuju hotel.
Hotel kami terletak di Badalona, kawasan pinggiran Barcelona. Biasalah, cari hostel yang masuk budget dan ramah juga terhadap keluarga. Menuju Badalona mesti naik metro. Dan di deket stasiun metro ketemulah bangunan mirip Arc de Triomphe-nya Paris di Barcelona. Di sini namanya Arc de Triomf. Bangunan ini udah ada dari tahun 1888. Tahun itu Barcelona menjadi tuan rumah sebuah pameran besar. Arc de Triomf pun dibangun sebagai pintu gerbang menuju tempat pameran tersebut. Gak sempet eksplor banyak. Badan udah lelah setelah perjalanan delapan jam dari Madrid. Belum lagi insiden diikuti orang mencurigakan. Kami segera naik metro menuju hotel. Butuh bobok dan makan yang banyak. Naik bus dari Madrid ke Barcelona menjadi pengalaman tak terlupakan.