Berlin Sehitlik Camii, Masjid Paling Cantik di Ibu Kota Jerman
Berlin Sehitlik Camii adalah masjid yang paling cantik di Berlin, ibu kota Jerman. Di kota Berlin sendiri ada beberapa masjid. Namun yang memiliki arsitektur paling indah ya masjid ini. Setidaknya begitulah yang direkomendasikan oleh website travel official Berlin, Visit Berlin.
Berlin Sehitlik Camii berlokasi di Jalan Columbiadamm 128. Dari stasiun kereta bawah tanah Alexanderplatz, bisa naik kereta U8 jurusan stasiun Hermannstr, lalu turun di stasiun Boddinstr. Dari sini, bisa jalan kaki sekitar satu kilo meter. Kalau nggak mau jalan, bisa naik bus nomor 104 yang melayani trayek Neu-Westend, Brixplatz. Setelah melewati 3 pemberhentian, turun di halte Friedhöfe Columbiadamm. Sampai deh di depan masjid.
Berlin Sehitlik Camii bisa kita sebut sebagai Masjid Sehitlik saja. Camii dalam bahasa Turki berarti masjid. Sehitlik artinya syuhada atau pahlawan. Gak usah heran kalau penamaan banyak masjid di Berlin atau di Jerman umumnya membawa-bawa nama Turki. Sebab bangsa inilah yang membawa agama Islam masuk ke Jerman, memperkenalkan dan juga mengembangkannya.
Pendatang Turki ramai masuk ke Jerman setelah perang dunia II. Saat itu Jerman porak poranda usai perang. Negara ini butuh banyak tenaga kerja untuk membangun kembali negerinya. Imigran Turki hingga saat ini menjadi kelompok pendatang paling besar di Jerman.
Masjid Sehitlik selesai dibangun pada tahun 1983. Sebelumnya sudah ada pemakaman muslim di sini yang diberi nama Pemakaman Sehitlik. Area pemakaman dan masjid, masuk kawasan diplomatik Turki. Sejarahnya, pada 1798 Duta Besar Turki Ali Aziz Effendi tutup usia di Berlin. Penguasa Prusia saat itu, Raja Friedrich Willhelm III, memberikan sebidang tanah di Tempelhof sebagai tempat peristirahatan terakhir sang Duta Besar. Sejak saat itu, lokasi tersebut menjadi pemakaman Muslim di Jerman. Pada tahun 1999 hingga tahun 2005, masjid direnovasi dan diperbesar hingga seperti sekarang.
Saat ini, masjid memiliki luas 1.360 meter persegi yang terdiri atas empat lantai. Ini belum termasuk kantor pengurus masjid serta minimarket yang ada di halaman. Kalau digabung dengan taman dan pemakaman, luas kompleks mencapai 2.805 meter persegi.
Masjid ini adalah tempat pertama yang kami kunjungi setibanya di Berlin. Sementara Berlin menjadi kota yang mengawali perjalanan kami selama 16 hari backpacking keliling 6 negara dan 7 kota di Eropa.
Selesai check in hotel, langsung menuju masjid. Yang paling kami suka adalah aneka roti yang dijual di minimarket halaman masjid. Bentuknya lucu-lucu dan rasanya enak semua. Udah gitu rasa kopinya kata suami juga khas banget. Harganya juga lebih murah dibanding toko-toko di luaran. Di tengah cuaca yang masih dingin, makan roti dan minum kopi sambil berjemur di halaman, nikmatnya tiada dua.
Kubah besar dan dua menara lancip pada masjid merupakan ciri khas arsitektur Ottoman. Arsiteknya bernama Hilmi Senalp. Arsitek ini juga yang merancang Tokyo Camii, masjid di Tokyo tempat pernikahan artis Syahrini-Reino Barack serta Maia Estianty-Irwan Mussry. Makanya gak heran kalau ada kemiripan penampilan di antara kedua masjid ini.
Lantai paling bawah Masjid Sehitlik, yakni basement difungsikan sebagai aula serbaguna. Lantai dasar awalnya hanya untuk shalat. Selanjutnya, lantai dasar digunakan untuk ruang rapat dan ruang shalat cadangan. Ruang shalat utama ada di lantai pertama. Di lantai pertama ini pulalah dua menara masjid berdiri. Sementara lantai paling atas berbentuk balkon yang dijadikan sebagai tempat shalat jemaah perempuan.
Bagian dalam masjid hingga kubahnya memiliki dinding berwarna putih yang berhias kaligrafi emas dan ornamen abstrak berwarna biru dan merah. Cahaya matahari masuk melalui jendela yang terbuat dari kaca patri, sehingga masjid tak memerlukan penerangan listrik lagi di siang hari. Mimbar untuk berceramah juga memiliki bentuk yang unik. Berada di tengah dilengkapi dengan tangga sehingga siapapun yang ada di mimbar, bisa terlihat jelas dari segala sisi oleh jemaah.
Pemakaman yang ada di halaman masjid adalah pemakaman tertua bagi kaum muslim Jerman. Walau berada di antara pemakaman, kami gak merasa ada kesan angker atau seram saat datang. Salah satunya mungkin karena orang-orang di masjid sangat ramah. Melihat mereka berbicara satu sama lain terasa hangat dan akrab.
Salah satu hal yang melegakan adalah toilet masjid, menjadi sedikit sekali tempat di Berlin di mana kita bisa membersihkan hadats dengan air. Selebihnya yang tersedia adalah toilet kering dengan tissue. Sebelumnya dari perjalanan terdahulu atas penugasan kantor, saya pernah ke beberapa masjid lain di Berlin. Dan semua masjid tersebut di toiletnya selalu menyediakan fasilitas untuk membersihkan hadats dengan air,
Di masjid ini gak cuma orang Islam yang boleh masuk. Siapapun yang tertarik dengan agama dan budaya Islam boleh datang. Tujuan kehadiran masjid, selain untuk beribadah juga untuk menunjukkan kehidupan muslim di Berlin. Selain itu juga mendorong komunitas untuk saling mengenal satu sama lain. Harapannya jangan muncul berbagai prasangka. Karena itulah masjid menerima banyak kunjungan.
Waktu kami ke Sehitlik Camii, kami melihat serombongan anak usia SD yang masih kecil-kecil bertandang bersama guru mereka. Rombongan disambut hangat pengelola masjid. Anak-anak pun kemudian diajak masuk melihat area dalam masjid.
Tadinya Suami dan Keano berniat menunaikan shalat Jumat di Berlin Sehitlik Camii ini. Tapi sayang, waktu dzuhur di Berlin saat kita ke sana baru dimulai jam 2 siang. Padahal jam 11 kami sudah selesai muter-muter di dalam masjid, makan roti, ngeteh, ngopi dan berjemur di halamannya. Rencana ini direvisi. Kami pun bergerak meninggalkan masjid. Rencananya menuju masjid lain di Berlin dengan naik kendaraan umum saja.
Selamat tinggal Berlin Sehitlik Camii, masjid paling cantik di ibu kota Jerman.
*****
aku paling suka lihat aristektur bangunan, selalu keren
Iya mbak, aku juga suka. Cuma kalau anak-anak kelamaan diajak liat arsitektur suka bosan. Mesti pinter ngebujuknya hehehe
Pantesan pas aku liat fotonya, kok mirip Ama mesjid camii di Tokyo, ternyata arsiteknya sama. Warna2 birunya ingetin lgs Ama camii Tokyo.
Sayang pas ke Berlin aku ga ke mesjid ini. Malah ngedatangin bbrp gerejanya waktu itu.
Iya, banyak yang bilang gitu. Aku langsung googling image Tokyo Camii dan emang bagian dalamnya mirip banget. Luarnya aja yang agak berbeda penampakannya. Masjid lain di Berlin selain yang ini ada beberapa, tapi designnya lebih ke fungsional.