Pulau Padar, Spot Favorit di Taman Nasional Komodo
Kalau ada spot foto paling favorit di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, saya sih berani bilang kalau itu lokasinya ada di Pulau Padar. Sederhananya, Pulau Padar itu spot yang wajib dikunjungi kalau kita ke Taman Nasional Komodo. Daya tarik utama taman nasional ini, memanglah Si Komodo, reptil purba asli Indonesia. Bisa melihat Komodo dan berfoto langsung dengannya, itu istimewa. Tapi, datang ke sana tanpa mampir ke Pulau Padar, that’s a big no!. Menyesal habis-habisan nanti sepulangnya.
Pulau Padar merupakan pulau kecil yang luasnya cuma sekitar 14 kilometer persegi. Tidak ada penduduk yang tinggal di Pulau Padar. Cuma ada pos taman nasional saja yang lokasinya berada dekat dermaga. Landscape Pulau Padar berupa perbukitan dengan pantai-pantai berpasir putih yang membatasinya dengan lautan. Namun sayangnya, populasi Komodo di sini sudah punah karena terbatasnya sumber makanan. Sejauh mata memandang, memang hanya tampak rerumputan di Pulau Padar. Pohon besar hampir nggak ada. Kami sempat melihat rusa di pantai. Tapi mungkin jumlahnya memang nggak cukup banyak untuk menjadi pakan komodo.
Menuju Pulau Padar, kita bisa naik kapal dari pelabuhan di Labuan Bajo. Labuan Bajo adalah kota terdekat, yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Komodo. Sebagian besar perjalanan ke Pulau Padar, berawal dari kota yang terletak di ujung barat Pulau Flores, NTT, ini.
Ada banyak kantor travel dekat pelabuhan Labuan Bajo yang menawarkan sail trip ke Pulau Padar sekaligus ke Pulau Komodo tentunya. Biasanya sudah menjadi satu paket perjalanan. Harganya bervariasi tergantung jenis kapal dan fasilitas yang diberikan penyelenggara perjalanan. Range-nya mulai dari 700ribuan perhari perorang. Harga segini biasanya untuk open trip pakai kapal kayu. Nanti perginya dibarengin sama orang-orang lain dalam kelompok besar.
Sementara kalau pergi dalam rombongan pribadi bisa sewa kapal sendiri. Patungannya bisa jauh lebih murah, dan itinerary bisa kita tentukan sendiri. Kalau kita menginap di Labuan Bajo, setiap penginapan di sana punya informasi soal sail trip. Gampang kok, nanti kita tinggal pilih-pilih saja, paket mana yang paling masuk dengan kantong dan itinerary yang sesuai dengan keinginan.
Saat ke Pulau Padar Desember 2020, kami menyewa speed boat seharga Rp 11.250.000,- . Kapal ini mampu mengangkut sampai 18 penumpang waktu itu. Rombongan kami terdiri dari 4 keluarga lengkap dengan anak-anak. Ditambah ada dua orang mekanik juga. Itu karena kami ke Pulau Padar itu dalam rangka road trip 14 hari Depok-Labuan Bajo. Kehadiran mekanik sepanjang road trip yang kami jalani membuat semua masalah teknis yang harus dihadapi oleh kendaraan, teratasi dengan baik.
Harga sewa speed boat yang tersebut diatas sudah termasuk jatah makan siang buat 18 orang, buah-buahan, dan minuman dingin yang tersedia di dalam kapal. Tempat yang disinggahi juga bukan Pulau Padar saja. Jadi, itu sudah termasuk paket ke Pulau Komodo, Pink Beach dan Pulau Kanawa sekalian. Soal Pulau Komodo dan tempat lain yang kita singgahi, diceritakan pada postingan lain ya. Sekarang, kita fokus ke Pulau Padar dulu.
Waktu terbaik untuk mengunjungi Pulau Padar adalah di pagi hari, saat matahari terbit, atau sore hari sekalian saat sunset. Katanya sih begitu. Tapi karena satu dan lain hal, rombongan kami kesiangan dan baru sampai di Pulau Padar sekitar jam 9 pagi. Ini pas-pasan banget sih. Karena jam buka loket Pulau Padar agak unik. Kalau pagi dia buka dari jam 6 sampai jam 10. Lalu loket istirahat. Selanjutnya buka lagi jam 3 sampai jam 6 sore. Memang kayaknya dibikin pas dengan jadwal sunrise dan sunset.
Jadwal ini sebenarnya bukan tanpa alasan. Pulau Padar di siang hari, bukan main panasnya. Apalagi sempat saya bilang sebelumnya, hampir nggak ada pohon besar di sini. Sementara, pemandangan spektakulernya ada di puncak bukit. Jadi kebayang kan, memang sebaiknya mendaki bukit di Pulau Padar ini, jangan pas matahari sedang berada di atas kepala.
Masuk ke Pulau Padar, setiap pengunjung bayar total sekitar Rp 50.000,- . Harga ini sudah termasuk asuransi dan tiket masuk wilayah taman nasional. Jadi nanti kalau masuk ke Pulau Komodo setelah dari Padar, sudah nggak mesti bayar lagi. Di musim pandemi, protokol kesehatan diterapkan untuk pengunjung. Masker tentu saja wajib digunakan. Di ujung dermaga ada tempat khusus buat cuci tangan tersedia. Lalu sebelum melewati pos tempat loket berada, ada petugas yang mengecek suhu tubuh kita.
Setelah urusan pertiketan selesai, siap-siap untuk mendaki. Petugas akan memberi briefing singkat sebelum pendakian. Intinya, pengunjung harus selalu mengikuti jalur yang sudah disediakan. Lalu, jika menghadapi kesulitan jangan ragu untuk segera lapor ke petugas yang berjaga di sejumlah titik pendakian. Ada banyak kok petugasnya, tenang aja. Mereka ini berjaga di titik-titik rawan, serta spot yang menjadi favorit pengunjung untuk mengabadikan gambar.
Jalur trekking menuju puncak bukit di Pulau Padar nggak terlalu terjal dan curam. Jalur yang nyaman untuk wisatalah. Buat anak-anak kami, Keano 10 tahun dan Lana 13 tahun, itu sih kayak dilalap aja treknya. Karena mereka memang menjalaninya seperti sedang bermain. Buat orang dewasa keluhan yang sering dilontarkan biasanya nafas saja yang ngos-ngosan. Apalagi kalau sudah jarang berolahraga, ya itu terasa banget di sini. Cuma, kalau kitanya sering beraktivitas, tiap hari jalan kakilah minimal, trek pendakian Pulau Padar ini relatif mudah dijalani.
Di awal pendakian, kita akan bertemu banyak anak tangga. Kataya sih sekitar 300an jumlahnya. Nanti sudah lebih ke atas baru jalurnya jalan setapak. Ketinggian bukitnya sih cuma sekitar 200 meter aja. Cuma kalau kita naik di siang hari, luar biasa memang tantangannya. Mesti perang ngelawan sinar matahari.
Persiapan yang harus dilakukan sebelum mendaki tentu saja fisik yang pertama, setelahnya jangan lupa bawa air minum. Di atas nggak ada yang jualan soalnya. Cemilan sedikit bolehlah buat menambah tenaga. Tapi ingat, jangan meninggalkan sampah bekas makanan atau minuman di lokasi. Terus, pakai alas kaki yang nyaman. Walaupun gak extreme tanjakannya, jangan sampai kita cidera di perjalanan. Bisa gagal total nanti menikmati pemandangan cantek dari Pulau Padar. Lalu kalau punya topi, sunblock dan sunglasses bisa banget dimanfaatkan. Selain buat gaya, itu sangat membantu kita untuk melindungi diri dan harga diri dari sinar matahari. And last but not least, sediakan memory yang banyak buat foto-foto. Mau memory di handphone ataupun kamera yang kita bawa. Setiap sudut di Pulau Padar itu kece banget soalnya. Apalagi kalau pas harinya cerah. Keberadaan kita di sana wajib diabadikan. Nanti ngerasain sendiri deh kalau sudah menginjakkan kaki dan melihat hasil foto-fotonya, kalau Pulau Padar itu beneran spot favorit di Taman Nasional Komodo.
Video perjalanan ajakanak ke Pulau Padar, bisa disaksikan di bawah ini. Semoga membantu menggambarkan seperti apa Pulau Padar sebelum beneran bisa ke sana sendiri.
Pulau padar ini mah, ibarat cewe, fotogenic bangettttttt hahahahha. Banyak banget foto pulau padar yang udah aku liat , satupun ga ada yg jelek. Mau rumput ya lagi hijau, mau lagi coklat, sama cakepnya ❤️.
Aku belum kesampaian kesana mba, tapi pasti nanti bakal aku datangin. Mau ajakin juga anak2 dan asistenku supaya bisa liat padar dan komodo sekalian :).
Selalu seruuu baca cerita perjalanan kalian :). Akupun pengennya ntr sewa kapal begini buat keluarga aja, jadi bisa bebas nentuin rutenya.