IndonesiaItineraryRoad TripUncategorized

14 Hari Road Trip Depok-Labuan Bajo, Pakai Landy Series 1964

Djeladjah Soenda Ketjil
Landy Series Journey to the East. Road trip Labuan Bajo, overland Jawa Bali Lombok Sumbawa Flores.

Road Trip Depok/Jakarta ke Labuan Bajo Flores NTT, kami namain Djeladjah Soenda Ketjil, atau kalau EYDnya, Jelajah Sunda Kecil. Sunda Kecil memang sebutan lama untuk wilayah mencakup Bali, Lombok, Sumbawa, sampai NTT.

Berawal dari roadtrip Jawa-Bali-Lombok bareng keluarga, persis dua tahun lalu, kami selalu ketagihan dan ingin mengulang jalur yang sama. Tapi kali ini sangat niat mau pakai Land Rover Series. Dan tentunya ingin lebih dari sekadar Lombok. Beruntung ada teman-teman yang punya semangat yang sama, saling mendukung dan mendampingi. Lemparan iseng ajakan di WAG Land Rover Depok beberapa bulan yang lalu disambut positif, beberapa teman antusias. Tadinya rencana jalan bareng ILRU5 di bulan Juli 2020, tapi karena covid, gak jadi. ILRU5 (Indonesia Land Rover United) Lebarannya para penggemar Landy di Malang juga batal, mundur ditunda entah sampai kapan.

Karena pandemi COVID juga, rencana road trip Labuan Bajo yang sudah disusun jadi berantakan. Sambil lihat dan terus pantau keadaan, akhirnya diputuskan bulan Desember berangkatnya. Sekalian sambil nabung dan nyiapin Landynya. Saking niatnya, istri yang kebetulan sedang jadi ibu rumah tangga dapat tawaran kerja di sekitar bulan Oktober. Salah satu syarat yang diajuin untuk boleh kerja, di bulan Desember harus bisa izin/cuti buat road trip Labuan Bajo ini. Eh ternyata dari wawancara kerja, diterima syaratnya oleh HR dan pimpinan perusahaannya. Alhamdulillah.

Berangkat bulan Desember juga biar cutinya jadi gak banyak. Bareng libur, cuti bersama Natal dan Tahun Baru. Eh ternyata, pas Desember, cuti pindahan lebarannya dihapus, gegara tren Covid naik lagi. Teman yang ASN PNS galau, cuti ditolak, dan gak boleh keluar kota juga. Tapi akhirnya cabut juga mereka tanpa cuti resmi hehe

Di bulan Desember dekat-dekat hari H, dari enam keluarga yang mau berangkat, akhirnya jadi empat keluarga yang jalan. Yang dua, lagi-lagi terkendala covid, padahal Landynya sudah siap jalan. Satu orang positif Covid, dan satunya lagi, mertuanya yang positif Covid.

Antre Swab di RSUI

Covid-19 memang selalu jadi perhatian kami. Sebelum, selama, dan setelah berangkat Road trip Labuan Bajo. Sebelum berangkat, kita jagain jangan sampai kena. Protokol kesehatan dijalankan, walaupun sebenernya gak parno-parno amat dan tetep selow. Tetep camping, tetep jalan di bulan, minggu-minggu sebelumnya. Nah, karena sering jalan dan camping bareng itulah, makanya niatan ke Labuan Bajo jadi lebih mantap.

Corona aman, eh ternyata dekat hari H, Lana anak sulung kami kena demam berdarah. Trombosit merosot drastis, badannya lemes. Yang tadinya mau berangkat hari Sabtu tanggal 19 Desember jadi gak jelas berangkat kapan. Kami sekeluarga minta mundur berangkat, sambal nunggu Lana sehat. Dua keluarga, tim Defender, jalan duluan hari Minggu 20 Desember. Om Novem mau nungguin kita katanya, pake series juga biar bareng. Alhamdulillah.

Saat nunggu Lana pulih, Keano anak bungsu kami sudah mulai gak sabar pengen segera road trip ke Labuan Bajo. Dia sudah semangat banget buat jalan. Saking semangatnya, jauh-jauh hari, HP eyangnya ternyata sudah diset alarm di tanggal 19 Desember. Jadinya bunyi-bunyi terus, sampai eyangnya bingung. Ternyata kelakuan si bungsu Keano. Dia memang kalau sudah dibilang atau dijanjiin sesuatu, biasanya selalu ingat. Termasuk rencana tanggal berangkat Labuan Bajo. Tiap hari dia nanya kapan berangkat, dan saya hanya bisa bilang “sampai mbak Lana sehat”. Dan dia biasanya bilang “oo ok”.

Tiap hari Lana cek darah, kontrol trombosit dan kondisinya. Dua kali cek darah, trombositnya masih rendah, di angka 75 dan 76 yang seharusnya di 150an kalau normal. Hari senin tanggal 21, cek darah lagi, trombositnya naik jadi 100. Alhamdulillah meningkat signifikan. Berani buat berangkat. Langsung rapid tes hari itu juga. Eh ternyata hasil IGGnya ada reaktif, walaupun dinyatakan sehat. Mungkin kondisi badan juga lagi gak fit. Akhirnya kita cari buat swab antigen saja, tapi hari itu sudah kesorean pada tutup, dan coba besoknya di hari Selasa.

Selasa, tanggal 22 Desember, kami sekeluarga termasuk anak-anak swab antigen di RSUI Universitas Indonesia. Biar merasa aman di perjalanan. Buat kebutuhan traveling, dan syarat beli tiket kapal. Walaupun buat kapal, cukup rapid tes antibody, kecuali masuk Bali. Om Novem dan istrinya juga bareng swab di RSUI. Jam 16,30 hasil keluar. Negatif!! Berangkaaatttt.. Setelah Maghrib, langsung kita cuss..

Dan, seperti yang memang sudah jalannya. Selanjutnya semua berjalan baik, lancar. Ucapan saya ke Om Novem sebelumnya; “semua akan indah pada waktunya” jadi benar-benar menjadi kenyataan. Alhamdulillah. Selama perjalanan, Landy Series kami aman sehat selalu. Orangnya juga sehat-sehat semua, termasuk Lana yang tadinya sakit. Cuaca juga cerah ceria. Sempat hujan sebentar waktu di Baluran, Sembalun, dan Sumbawa Besar. Juga pulangnya hujan di tol Cipali. Destinasi juga dapatnya jadi lumayan lengkap, sesuai nama Sunda Kecil. Yang tadinya Bali dicoret, akhirnya kita lewat Bali juga, dan camping di daerah Danau Tamblingan. Salah satu spot incaran kami. Camping di Bukit Mantar Sumbawa juga jadi kesampean, cerah pula. Gak rugi, tempatnya keren.

Karena waktu berangkat mundur sampai 4 hari, jadi ada beberapa destinasi dan rencana camping yang diskip. Walaupun jalur yang diproyeksiin gak banyak berubah, cuma durasi waktunya saja yang jadinya gak lama-lama di satu spot. Tapi tetep kita nikmati jalannya, nikmati tempatnya. Selow, santuy, dan enjoy. Toh pake Landy series, kita gak bisa kenceng-kenceng juga. Apalagi pas di tol Jawa, yang lain pada ngacir, kita mah selow di 50-70 km/jam. Setiap 2 jam kita berhenti istirahat, atau maksimal 3 jam jalan, sudah berhenti lagi di rest area. Buat istirahatin landy, ngademin mesin. Juga buat istirahat mata dan badan kita. Lumayan jadi selalu segar di jalan. Setiap berhenti, sambal nyantai kita selalu cek air radiator, minyak rem, power steering, oli mesin, dan juga roda-roda, atau baud-baud yang bisa terlihat.

Gak mangap, gak afdol. Ishoma di Rest Area KM 379A Tol Batang-Semarang

Setelah roadtrip dan camping berdua Landy Series selama Jawa-Bali-Lombok-Mantar Sumbawa Nusa Tenggara Barat, duo series juling Ludens dan Buggie akhirnya bertemu dua rekannya Blue Fire dan Neo Kingkong di Sumbawa. Blue Fire, Defender 200Tdi milik Om Joedo terpaksa ngetem di Pantai Kencana Sumbawa, karena koplingnya jebol, dan nunggu kiriman kopling set dari Jakarta. Sambil nunggu paket kopling set defender datang, Pantai Kencana jadi basecamp kami buat cek ricek kondisi landy lagi. Radiator dikuras semua. Mesin dan pengapian Buggie dicek, gantii semua busi. Ludens sekalian ganti engine mounting, yang dikirim bareng paket dari Jakarta. Landy sehat, badan segar, lanjut gas lagi.

Setelah itu, Djeladjah Soenda Ketjil berlanjut bareng jadi empat landy, menyusuri Sumbawa. Doro Ncanga, di kaki Tambora jadi tempat bermain pertama, sebelum lanjut Dompu, Bima dan nyebrang ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Savana Doro Ncanga, TN Tambora. Blue Fire masih otw setelah pasang kopling baru.

Di road trip menuju Labuan Bajo ini, kami memang ngeset paduin soal tidur atau bermalamnya. Antara camping, istirahat/tidur di jalan, tidur di kapal, dan juga tidur di penginapan/hotel. Anggaplah piknik keluarga. Tapi memang jadi kurang maksimal campingnya. Faktor waktu dan anak-anak/keluarga jadi alasannya. Buat jaga kondisi badan. Dan juga memang sering kemaleman sampai TKP, jadi gak punya waktu luang buat eksplor campsite. Mana lagi harus ngejar kapal pagi misalnya, jadi kalau camping, pasti akan terburu-buru buat packingnya dan bikin gak tenang campingnya. Maklum, sebagai karyawan, waktu kami memang terbatas. Deadline hari cutinya sudah jelas. Apalagi kepotong waktu berangkat yang mundur. Jumlah hari diusahakan gak nambah. Padahal ujung-ujungnya nambah sehari juga hehe..

Kalau dirangkum harian, kira-kira itinerarynya begini:

Djeladjah Soenda Ketjil. 22 Desember 2020 – 4 Januari 2021
1. (22) Depok – Cipali Cirebon – Otw Semarang (lanjut terus)
2. (23) Cipali – Semarang – Surabaya Tj Perak – Probolinggo
3. (24) Probolinggo – Banyuwangi – Bali: Tamblingan
4. (25) Tamblingan – Padang Bai (nyebrang Bali-Lombok)
5. (26) Lembar – Senggigi – Sembalun – Kayangan – Pototano – Bukit Mantar
6. (27) Mantar – Pulau Bungin – Pantai Kencana Sumbawa
7. (28) Pantai Kencana – Sumbawa Besar – otw Doro Ncanga
8. (29) Doro Ncanga Tambora – Dompu-Bima
9. (30) Bima – Sape – Labuan Bajo (kapal)
10. (31) Island hopping (padar, komodo, pink beach, kanawa)
11. (1) Labuan Bajo
12. (2) Labuan Bajo – Surabaya (kapal)
13. (3) Labuan Bajo – Surabaya (kapal)
14. (4) Surabaya – Semarang – Depok

Senangnya Keano di perjalanan, apalagi ada Om Novem dengan Buggie Cargo yang selalu mendampingi

Secara umum, perjalanan Road trip Depok – Surabaya – Banyuwangi – Bali – Lombok – Sumbawa – Labuan Bajo, lancar jaya. Juga baliknya dari Labuan Bajo, Surabaya – Semarang – Depok, landy series kami gak ada kendala berarti. Sebelumnya Ludens hanya gas yang nyangkut waktu di daerah Dompu dekat Tambora. Tambahan sedikit trouble adalah patah leher knalpot waktu jalan pulang di tol daerah Boyolali. Patah knalpot membawa berkah, akhirnya kami keluar tol dan masuk kota Semarang buat las knalpot. Teman juga beresin AC dan dinamo starter Landynya. Sekalian deh muter-muter kota, kulineran, dan cuci mata di kota lama Semarang. Nambah lagi dah Semarang, di luar draft itinerary. Asyik.

Lengkapnya, itinerary roadtrip Djeladjah Soenda Ketjil ini sebagai berikut. Sesuai notes di hp dan juga history timeline di Gmaps. Margin error kira-kira 3-5 menit hehe

Selasa 22 Desember 2020
09.30 Daftar, antre swab di RSUI Depok
14.00 Swab antigen RSUI (RS Universitas Indonesia)

16.30 Hasil swab keluar: Negatif. Langsung siap-siap
19.00 Berangkaaaatttt
21.00-22.00 Istirahat di Rest Area KM 57. Isi pertalite 100rb

Rest Area KM 57 Tol Japek

Rabu, 23 Desember 2020
00.15-01.10 Istirahat Rest Area Km 166A Tol Cipali
02.25-02.40 Rest Area KM 229. Isi Pertalite 212rb
05.40-07.35 Ishoma Rest Area KM 379A Batang
09.15-10.10 Istirahat Rest Area KM 456A Tol Semarang-Solo
11.00 Beli bensin eceran 8L di KM 501. Buggie kehabisan bensin.
11.45 Rest Area KM 519 Sragen. Isi Pertalite 255rb
12.30-13.15 Istirahat Rest Area KM 575 Ngawi
16.30 Sampai Tanjung Perak Surabaya
17.20 Isi Pertalite 250rb di SPBU Tanjung Perak.

17.40-20.15 Otw Surabaya – Probolinggo
20.15 Makan malam soto Koya Probolinggo
21.15 Check in Hotel Tentrem Syariah Probolinggo

Note:

  1. Setelah rest area 229, baru ada lagi rest area di 379 Batang. Lumayan Panjang, siapkan isi BBM sebelumnya. Atau isi cadangan.
  2. Sebelum rest area 519 Sragen juga, lumayan Panjang gak ada rest area. Harusnya beli BBM di KM 379, atau setelahnya. Rest Area 456 belum ada SPBU, adanya semacam pertamini Pertamax dan Dex. Rest Area 456, salah satu rest area terbaik, enak buat istirahat.
  3. Buggie Om Novem kehabisan bensin di KM 501. Untung dekat kampung, beli bensin eceran @ 8 liter. Ikut isi bensin juga.
  4. Sampai di Tanjung Perak Surabaya, tadinya mau naik kapal Surabaya-Lombok yang berangkat malamnya. Beli tiket di kantornya di Perak Barat  (buka sampe jam 17.30) ternyata penuh. Diputuskan berangkat lewat Bali, daripada nunggu kapal yang ada baru besoknya. kelamaan.
Istirahat di Resta Pendopo KM 456A, atau Rest Area KM 456A tol Semarang Solo

Kamis, 24 Desember 2020
09.45 Check out Hotel Tentrem Syariah Probolinggo. Otw Banyuwangi
13.00 isi pertalite 250rb di Situbondo
14.30-14.45 Istirahat depan TN Baluran

15.10-20.30 Pantai Watudodol Banyuwangi, ketemuan om Landy jatim
15.45-17.00 (18.00 wita) Ketapang-Gilimanuk
18.30-19.35 Makan Ayam Betutu Men Tempeh Gilimanuk
20.00-20.25 Pantai Karang Sewu, Survey tempat camping
20.25-23.00 Otw Danau Tamblingan via utara Bali

Note:

  1. Hotel Tentrem Syariah Probolinggo, buking di Traveloka. Rp 440 ribu buat 3 kamar
  2. Istirahat di depan Baluran. Di itinerary awal, TN Baluran ini tadinya buat tempat camping semalam, tapi karena tutup pandemi, jadi skip.
  3. Kapal Ketapang Banyuwangi-Gilimanuk Rp 182.500 beli online via ferizy. Durasi penyebrangan sekitar 45 menit-1 jam
  4. Masuk Gilimanuk Bali, harus pake hasil Swab Antigen atau PCR. Kalau gak punya, bisa langsung swab di kantor pemeriksaan di pelabuhan Gilimanuk, 250 ribu.
  5. Sempat mau camping di pantai Karangsewu dekat Gilimanuk, setelah survei kurang cocok. Pilihan camping berikutnya: Pantai Lovina, Danau Buyan, atau Tamblingan.
  6. Danau Tamblingan juga tutup karena pandemi, gak boleh camping di danau. Akhirnya camping di pinggir jalan yang agak luas, di atasnya gak jauh dari danau. Pagi-pagi ternyata keren juga viewnya, serasa negeri di atas awan juga.
Melintas Baluran, jadi hiburan tersendiri. Adem, apalagi gerimis. Banyak monyet di jalan

Jumat, 25 Desember 2020
07.00-11.45 Danau Tamblingan. Main dan masak-masak di pinggir danau
11.45-13.30 Mandi di salah satu penginapan di Tamblingan
13.50-15.00 Ngopi, makan di Puncak Bagus, view danau Tamblingan, Buyan
15.15 isi pertalite 260rb, SPBU Candi Kuning Tabanan
16.00-17.00 Bengkel las knalpot, las knalpot si Buggie

17.00-20.30 Otw Padang Bai via Bedugul, Sangeh, Sukowati
20.30-22.30 Pelabuhan Padang Bai, ketemuan Om Aji BLRO
22.30-04.20 Kapal Padang Bai – Lembar Lombok

Note:

  1. Di Tamblingan, mandi di penginapan yang sediain kamar-kamarnya buat toilet umum. Mungkin karena saking sepinya, atau membantu. Owner dan stafnya baik dan ramah
  2. Makan malam dadakan di angkringan depan Indomaret Banjarlapak Sukowati, sambil beli air galon dan perbekalan sebelum naik kapal
  3. Kapal Bali-Lombok Rp. 1.023.000. Durasi sekitar 6 jam
Danau Tamblingan, Bali

Sabtu, 26 Desember 2020
04.20 Sampai Pelabuhan Lembar Lombok
05.05-05.55 Sholat subuh di masjid Islamic Center Mataram
05.55 Otw Senggigi, melipir pantai
07.00-08.05 Sarapan di Malimbu Hill
10.30-11.10 Masjid Kuno Bayan Beleq
11.35-12.15 Desa Adat Senaru
12.30 Otw Sembalun, beli bensin eceran 100rb
13.40-16.35 Balenta Coffee Sembalun. Makan, ngopi, mandi
18.00 isi pertalite 250rb di SPBU Kayangan Lombok
18.20 Pelabuhan Kayangan Lombok
18.55-20.35 Penyebrangan Kayangan-Pototano Sumbawa
22.15 Sampai Bukit Mantar. Camping

Note:

  1. Gak nginep di Lombok, karena anak-anak (kami sekeluarga) sudah pernah. Ngejar yang belum saja, Sumbawa dst. Tapi ke Kayangan tetep muter via jalur Senggigi Sembalun yang viewnya keren.
  2. Wisata dulu di Masjid Kuno Bayan, sekaligus sedekah mukena, quran, iqro.
  3. Buggie habis bensin di tanjakan Sembalun, beli bensin eceran lagi.
  4. Kapal ke Pototano Sumbawa, banyak dan lancer. Biaya Rp 465.000. durasi sekitar 100 menit.
  5. Sempat nyasar pas ke Mantar. Jalanan ke bukit Mantar, tanjakannya lumayan curam dan berkelok. Gelap pula. Sampai di bukit ternyata rame, banyak yang camping, terutama anak-anak motor. Malam Minggu.
Masjid Kuno Bayan, Lombok

Minggu, 27 Desember 2020
00.00-13.30 Camping Bukit Mantar.

13.40-14.10 Desa Mantar
15.20-16.45 Pulau Bungin
17.00-18.30 Makan Seafood di RM Baruga Apung Air Tawar
21.00 Sampai di Hotel Pantai Kencana

Note:

  1. Setelah camping di Bukit Mantar, Mampir di desanya yang keren juga. Ishoma di masjid Mantar, sekaligus sedekah mukena, Quran, iqro.
  2. Mampir ke Pulau Bungin, pulau yang terkenal sebagai pulau terpadat di dunia. Sekaligus sedekah mukena, quran, iqro di masjidnya.
  3. Makan di Baruga Apung, enak dan murah. Kepiting, udang, ikan bakar laziiss.. + kelapa muda. Lokasi di pinggir jalan utama setelah Bungin, pinggir pantai.
  4. Nyamperin teman yang sudah berangkat duluan di Hotel Pantai Kencana, Sumbawa. Defendernya jebol kopling, tunggu part dikirim dari Jakarta.
Camping di Bukit Mantar, Sumbawa. Viewnya keren

Senin, 28 Desember 2020
00.00-17.45 Hotel Pantai Kencana Sumbawa
17.45 Berangkat tujuan Doro Ncanga. Isi premium 250rb. 38,76L
18.15-19.40 Makan Ayam Taliwang Muslimah, Sumbawa Besar

19.45-21.30 Silaturahmi ke rumah Bli Iwan di Sumbawa Besar

21.30 Otw Doro Ncanga
23.00-23.35 Ngantuk semua, istirahat di warung Labuan Jambu

Note:

  1. Di Pantai Kencana, istirahat total, recovery badan dan landy. Anak-anak bisa main berenang di pantai.
  2. Landy cek ricek, kuras radiator, ganti engine mounting. Defender Blue Fire stby ganti kopling.
  3. Niat berangkat siang ke Doro Ncanga, jadi molor akibat keenakan tidur di kamar ber AC, dan saling tunggu. Jadinya berangkat kemalaman, dan ngantuk di jalan
  4. Blue Fire ditinggal di Pantai Kencana, malam baru datang kopling setnya. 3 landy berangkat duluan ke Doro Ncanga.
Keano berenang di Pantai Kencana, Sumbawa

Selasa, 29 Desember 2020
04.30-09.00 Doro Ncanga, Taman Nasional Tambora
09.00 Isi bensin 60rb eceran di Doro Ncanga

09.15-14.15 Geosite Sarae Nduha, Taman Nasional Tambora
14.15 Otw Dompu-Bima. Beli bensin eceran 50rb

16.10-16.30 Isho di Masjid Al Muhajirin Desa Dorokobo, Dompu.
16.45-17.45 Makan sate kambing di Dompu
17.50 Beli premium 263rb di SPBU Dompu
20.45 Check in Tambora Homestay Bima

Note:

  1. Gagal camping di Doro Ncanga. Tanggung, subuh baru sampe savana. Akhirnya main-main di savanna.
  2. Sarae Nduha, salah satu geosite dan tempat wisata yang indah, antara savanna dan birunya laut. Tapi sekarang kondisinya kurang terawat. Gak jauh dari Resort Doro Ncanga.
  3. Gak naik ke pos pendakian Tambora juga. Sudah kesorean, dan belum pada tidur.
  4. Buggie kehabiasan bensin lagi, beli bensin eceran lagi hehe
  5. Isho masjid Al Muhajirin desa Dorokobo, sekaligus sedekah mukena, Quran, iqro.
  6. Nginap di Bima. Dari semua yang ditemui, gak rekomen buat camping di Sape, nyaranin nginap di Bima. Padahal Pantai Lariti sape, sudah masuk list camping. Gak tahu cocok atau nggak.
  7. Disambut dan ketemuan teman-teman Landy dan IOF BIma.
Pagi di Savana Doro Ncanga. Gunung Tambora jadi background

Rabu, 30 Desember 2020
06.20 Check out Tambora Homestay
06.20-07.45 Otw Pelabuhan Sape

12.10-19.10 Penyebrangan kapal Sape – Labuan Bajo
20.20-22.00 Makan malam seafood di Labuan Bajo
22.30 Check in Hotel Pelangi Labuan Bajo

Note:

  1. Jadwal kapal jam 09.00 berangkat dari Sape. Mundur, jadinya 12,10 baru berangkat ke Labuan Bajo
  2. Kapal Sape Labuan Bajo Rp. 1.375.000. Parkir pelabuhan Rp 3000,-
  3. Di jalur pelayaran Sape – Labuan Bajo, banyak lihat Lumba-lumba
  4. Pop mie di kapal 18 ribu per cup.
  5. Sampai Labuan bajo gak kemping lagi, sudah malam, males nyari lokasi, anak dan ibu-ibu pada mau mandi istirahat. Hotel Pelangi jadi pilihan dadakan, kepepet. Sudah malam, dan banyak hotel yang gak bisa nyediain 5 kamar. Rp 400rb per kamar. Lumayan bisa parkir di depannya, dan dekat dermaga/pelabuhan.
Pelabuhan Sape, Bima. Penyebrangan ke Labuan Bajo

Kamis, 31 Desember 2020
07.30 Check out hotel. Otw dermaga jalan kaki
08 00-10.00 Speed boat otw Pulau Padar
10.00-12.05 Pulau Padar. Trekking.
12.05-12.35 Otw Pulau Komodo
12.35-14.15 Pulau Komodo.
14.15-14.40 Otw Pink Beach
14.40-15.40 Pink Beach, makan siang di saungnya
15.40-16.3Otw Pulau Kanawa
16.30-18.30 Pulau Kanawa, snorkeling berenang.
18.30 Otw Labuan bajo
19.00 Makan malam KFC di mall
21.15 check in hotel The Jayakarta Suites Komodo

Note:

  1. Sewa/private speed boat one day trip total Rp 11.250.000 inc makan siang dan air mineral satu cool box. Lumayan untuk total 18 orang yang ikut. Mau sewa kapal kayu yang lebih murah, katanya lambat, bisa gak dapat semua destinasi yang dituju. Kalau trip per orangan katanya 1,2-1,3jt per orang, tahu dah gak sempet cek ricek lagi.
  2. Masuk Pulau Padar bayar Rp 50 ribu per orang. Sekali bayar HTM buat seluruh Taman Nasional Komodo, tapi pas ke Pulau Komodo, ada bayar lagi sih walaupun murah, selain bayar guide.
  3. Kelapa muda di Padar 40-50rb. Di pulau Komodo, kelapa muda 30rb.
  4. Guide di pulau Komodo 120rb per orang. Pakai 2 guide, bisa sekalian buat fotoin di depan komodonya.
  5. Malam terakhir di Labuan Bajo, pengen nginap yang enak. Jayakarta Resort jadi pilihan. Bintang 5, harga 700 ribuan per kamar karena dapat harga promo.
  6. Malam tahun baru tidur saja di kamar.
Pulau Padar. Frame dan spot sejuta umat

Jumat, 1 Januari 2021
05.45 Otw Bukit Sylvia

06.30 Bukit Sylvia, Amelia view

07.50 Bukit Cinta Elora, sebelah lintasan bandara
09.00 Balik hotel, sarapan

13.00 Check out hotel.
13.30 Makan bakso, foto-foto di kontainer2
14.30 Pantai Atlantis by Plataran
15.00 Isi pertalite 200rb di SPBU Labuan Bajo
15.25 Exotic Komodo souvenir shop, dekat bandara
17.05 Pelabuhan, beli tiket kapal buat ke Surabaya
18.30 Escape Bajo. Makan malam. + sebagian di ayam bakar/goreng
21.00 Stby pelabuhan

Note:

  1. SPBU antre, terutama solar. Katanya Cuma ada 2 SPBU di kota Labuan Bajo
  2. Pelabuhan Labuan Bajo masiih dibangun2, seperti gak ada pengurusnya, bebas keluar masuk. Gak ada yang atur. Terminal penumpang belum jadi.
  3. Biaya kapal Labuan Bajo-Surabaya, Swarna Bahtera Mobil 3jt 5orb. Penumpang Dewasa 430rb. Anak 375rb. Bayi 55rb. Harga fixed gak tahu, di tiket gak ada harganya, gak ada kwitansi juga. Sempet ditawari 3.500.000 sebelumnya buat mobil.
  4. Escape Bajo, tempat yang enak dengan view keren ke arah laut dan pelabuhan.
  5. Jam 21.00 sudah stby di pelabuhan, katanya berangkat jam 24an. Ujung-ujungnya berangkat jam 7 pagi.
Amelia View, Bukit Sylvia Labuan Bajo

Sabtu 2 Januari 2021
04.00 Masuk kapal, Swarna Bahtera
07.00 Kapal Labuan Bajo – Surabaya berangkat

Note:

  1. Ludens landy canvas masuk duluan, karena pendek masuk di dek bawah. Yang lain yang ada roofrack rooftentnya masuk belakangan jam 6an, di dek bagian atas. Telat loading, karena ada truk mogok di dalam kapal
  2. Di kapal, matras kasur bayar lagi @10rb. Bayar jasa antar jatah makanan 10rb per tiket sekali sampai Surabaya. Biar diantar, gak ambil sendiri jatah makan. Menu 1 pakai ikan, menu 2 ayam, 3 telur, 4 ikan. Rasa lumayan, tapi seuprit, sedikit.
  3. Untuk jajan/kantin termasuk murah. Kopi 5rb per gelas. Pop mie 10rb. Ngecas hp 5rb, powerbank 10rb di bagian informasi dekat kantin. Nasi goreng 20rb pake ayam. Pake telor 15 rb.
  4. Harga Kamar 500-800rb kalau mau di kamar.
  5. Di kapal ada air panas gratis tinggal ambil.
Buggie, Series Cargo sebelum masuk kapal. Antre stby dari malam, pagi baru masuk.

Minggu, 3 Januari 2021
00.00-18.30 Kapal Labuan Bajo – Surabaya
18.30 Kapal sampai Tanjung Perak Surabaya. Tunggu sandar, antre
21.40 Mobil keluar kapal
22.20-23.35 Makan di Rawon Setan Surabaya depan JW Mariot

Pagi di kapal, ya begini saja dah. Ditemani sunrise dan laut yang tenang

Senin, 4 Januari 2021
01.45-02.40 Rest area 626B. Isi pertalite 293rb. 38.24L
04.15-07.30 Rest area 519B Sragen. Tidur sebentar, dan sarapan
09.45 Las knalpot di Semarang Knalpot
11.00 Isi pertalite di SPBU Semarang 260rb
11.30 Simpang Lima Semarang, dan Kota Lama
12.00 Makan gulai Bustaman Pak Sabar, Kota Lama Semarang

12.30 Keliling Kota Lama Semarang
14.00 Bandeng Juwana
15.30 Rest area 389B Tol Semarang
18.40 Rest area 229B Tol Pejagan Kanci. Isi pertalite 260rb
22.30 Rest area 102 Cipali.

Note:

  1. Knalpot patah di km 484 Boyolali, jadi keluar tol masuk kota Semarang. Las 85 ribu. Blue Fire las juga dang anti oli. King Kong benerin dynamo starter dan isi Freon AC
  2. Gulai Pak Sabar di belakang Gereja Blenduk. Tadinya mau ke Sate 29 di depan gereja Blenduk Kota Lama
Mejeng di Kota Lama Semarang

Selasa, 5 Januari 2021

01.20 Rest Area Cibubur, tikum terakhir dan pisah jalan rombongan
02.00 Sampai rumah. Alhamdulillah

10.45 Swab antigen di Buperta Cibubur. Negatif, Alhamdulillah. Lanjut ngantor

Berangkat road trip ke Labuan Bajo Selasa malam 22 Desember 2020, dan selasa 5 Januari 2021 jam 02.00 dini hari, akhirnya kami sampai di rumah dengan selamat dan bahagia. Si Ludens, series juling kelahiran 1964, sudah nongkrong dan ngaso lagi di garasi. Keluarga, anak-anak, dan teman seperjalanan juga sehat dan senang semua.

Overland trip yang membahagiakan. Bahkan belum sampai saja, sudah merencanakan trip berikutnya. Ke mana jadinya, entahlah. Mimpi dan cita-cita harus dijaga, itu sebuah harapan. Tapi yang pasti tetap realistis. Sebagai karyawan/buruh industri, kami hanya punya waktu yang terbatas. Mencari waktu dan celah lagi buat cuti panjang, belum lagi soal sekolah anak-anak.

Kalo gak mikir itu semua, mungkin waktu di Labuan Bajo kemarin sudah gas lanjut trip lagi ke timur. Ruteng, Bajawa, Waerebo sudah dekat. Ende dengan Kelimutunya menanti. Sumba, dan Timor bahkan tinggal sedikit lagi diloncati.

Tapi road trip Depok-Labuan Bajo saja sudah sangat disyukuri. Di masa pagebluk begini, traveling jadi serba waspada. Alhamdulillah berangkat sehat, pulang juga sehat. Lana yang tadinya sakit, jadi full sehat segar. Hasil swab negatif, itu yang lebih melegakan. Minimal kami gak bawa virus buat orang tua di rumah, dan orang-orang selama di perjalanan.

Hercules, menurut guide ia komodo terbesar di Pulau Komodo

Semoga selanjutnya bisa roadtrip, camping dan piknik pelesiran lagi. Ada beberapa orat oret iseng draft itinerary yang sudah dirancang. Ke mana jadinya. Lihat saja nanti. Apalagi si Covid masih menghantui, dan juga kendala waktu (baca: uang) dan cuti. Diniatkan saja dulu, dan tentunya tetap niat pakai Land Rover Series. Pake series. jadi lebih nyess rasanya.

Ca(r)pe diem. Raihlah hari itu. Dan kami juga cape kalau kelamaan diem.

Salam Series. Salam Roadtrip.

Ludens. Series IIA tahun 1964. Mesin ori 3 metal bensin, bawaannya. Sehat bertenaga sampai Labuan Bajo PP.
Buggie, Series IIA Mesin ori 5 metal bensin. Tampilan keren, sehat setia mendampingi
Neo Kingkong. Land Rover racikan mantap, mesin dan daleman Toyota VX.
Blue Fire. Land Rover Defender 200Tdi.
Buggie dan Ludens mejeng di depan TN Baluran, Jawa Timur
Pantai Watudodol Banyuwangi, Jawa Timur
Tempat camping dadakan. View di bawah adalah Danau Tamblingan
Pagi di Senggigi. Jalur Mataram-Senggigi-Sembalun, jalur favorit jika ke Lombok.
Bukit Mantar, Sumbawa. Relatif dekat dari Pelabuhan Pototano.
Camping di Bukit Mantar. Mantap
Cek ricek Landy di halaman Hotel Pantai Kencana, Sumbawa
Doro Ncanga. Gerbang pendakian menuju Tambora
Labuan Bajo, view dari Bukit Sylvia
Sore di pantai Pulau Kanawa
Pulau Padar. Akhirnya sampai juga di sini bareng keluarga
Sopir Landy ngetem ngopi di Bajo Escape, Labuan Bajo

Ajak Anak

Hallo, kami Herwin-Yossie-Lana & Keano, keluarga dengan dua anak penggemar traveling. Backpacking, budget traveling, hiking, & camping bersama anak menjadi favorit kami. Di sini kami berbagi cerita traveling dan pengalaman bertualang. Dan percayalah, bagi anda yang suka traveling dan wisata petualangan, melakukannya bersama anak dan keluarga jauh lebih menantang, sekaligus menyenangkan.

10 thoughts on “14 Hari Road Trip Depok-Labuan Bajo, Pakai Landy Series 1964

  • Gilaaaaak ini seruuuuu bangeeeet mba !! Aku pengen sih bisa ngerasain road trip sejauh ini. So far aku cuma pernah road trip Jawa, aceh-medan-sibolga . Dan pernah pas kecil road trip dari Aceh sampe Pekanbaru , tp itu ga aku itung, Krn aku msh kecil dan ga inget hahahaha.

    Eh, aku penasaran bagian dalam landy dibuat seperti apa utk road trip jauh begini mba. Memang perhatiannya jd LBH yaaa, utk cek dan ricek kondisi si lendy, tapi itu buatku serunya :D. Sayang memang terbatas Ama cuti perjalanan kalian, jd ga bisa menikmati lama, trutama pas kemping.

    Aku jd pgn bikin plan road trip sampe kesana 😀

    Reply
    • Ajak Anak

      Sampai Sibolga pun sudah jauh banget itu hehehe.. Bagian dalam Landyku standar banget. Mirip truk angkut hahaha… Udah gitu Landy series kami ini udah tua banget. Jadi gak bisa ngebut. Paling cepet juga 60 km/jam. Itu juga jarang hehehe.. takut ambruk mesinnya kalau dipaksa ngegas terus. Jadi setiap 2-3 jam kita berhenti buat istirahat. Ngademin mesin. AC yang dipakai juga AC tambahan, gak kayak mobil-mobil jaman sekarang. Tapi itu yang justru bikin petualangannya tambah seru. Jalan-jalan pakai mobil antiklah. Kelebihannya karena ini 4×4 bisa buat segala medan. Jadi kemping ke mana aja tinggal sikat. Perlu dicoba kapan-kapan roadtrip ke labuan bajo. Jalannya udah mulus banget sepanjang pulau Jawa, Bali, Lombok, sampai tiba di Flores. Pemandangannya pun variatif

      Reply
  • Haikal Haruno

    Inspiring story mbak. Ittinerary nya bisa buat referensi untuk rencana road trip kami yang tertunda karena pandemi Covid-19. Rencana awal sih dari Surabaya – Lombok mau naik kapal tapi setelah membaca tulisan ini sepertinya lebih asyik lewat Bali dulu berangkatnya pas badan masih fresh. Tar pulangnya baru naik kapal ke surabaya sambil ngistirahatin badan. Untuk jadwal kapal labuhan bajo-surabaya ada setiap hari kah? Upload dong mbak video road tripnya ke Youtubenya ajak anak. Ditunggu cerita-cerita perjalanan selanjutnya.

    Thanks

    Reply
    • Ajak Anak

      Sayangnya jadwal kapal Labuan Bajo Surabaya nggak setiap hari ada. Jadi kita mesti sering-sering cek ke pelabuhan. Jadwal kapal ini juga mesti jadi pertimbangan saat membuat itinerary,soalnya sifatnya gak pasti. Bikin deg-degan hehehehe..
      Terima kasih ya sudah mampir ke http://www.ajakanak.com , video road tripnya masih dalam proses editing. Good luck rencana perjalanannya. Semoga bisa segera terwujud dan bisa menjadi trip yang aman, nyaman dan menyenangkan

      Reply
  • Liwaul

    Detail pisan euy, bisa jadi referensi nih buat saya yg masih mimpi ke labuan bajo/flores bawa mobil

    Reply
  • Pake mobil freed trek labuan baju jalur darat aman ngak mba? Sepanjang perjalanan ada jalur yg ekstrim yg ngak mungkin dilewati mobil keluarga?

    Reply
    • Ajak Anak

      Kalau lewat jalur utama aman untuk semua city car. Jalur ekstrim kita lalui kalau ke tempat-tempat khusus aja kayak ke Bukit Mantar di Sumbawa. Kalau tujuannya langsung labuan Bajo nggak ke sini juga gak papa.

      Reply
  • Azbil Family

    Waaah seru sekali,, saya ngikutin blog nya Ajak anak dari yg camping lana masih kecil bgt sekarang udah besar. Keano juga makin macho dg rambut gondrongnya.
    Dengan mobil Landy yang dipake berasa banget adventure nya, saluut.
    Diwaktu yg sama kami sekeluarga juga road trip tapi hanya explore lombok, karena keterbatasan cuti sebagai karyawan padahal inginnya juga sampai flores/larantuka. tapi itupun kami nginap di hotel/penginapan (belum punya nyali ngecamp di alam terbuka). semoga next trip bisa ngerasain petualangan yang lebih seru seperti ajak anak juga.

    Reply
    • Ajak Anak

      Terima kasih sudah mengikuti blog ajakanak. Sebagai sesama karyawan ngerasain juga pengen explore kemana-mana tapi mentok cuti yang terbatas hehehe.. Cuma untungnya ada beberapa pekerjaan yang bisa diselesaikan remote.
      Semoga makin semangat ngajak anaknya. Mumpung masih bisa dibawa kemana-mana dan belum punya acara sendiri

      Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *