Dari Amsterdam ke Paris Naik FlixBus
“You don’t have to be rich to travel well” begitu sih kata penulis panduan travel kenamaan Eugene Fodor. Kutipan ini pas banget buat keluarga kami yang suka jalan-jalan dengan budget ngepas. Gak perlu jadi orang kaya dulu supaya bisa ke mana-mana. Kalau udah suka, ya jalani aja seperti layaknya menjalani hobi lainnya.
Jadi kita mulai ya, gini ceritanya. Dalam petualangan kami backpacking bawa anak ke Eropa ada kalanya kami naik bus untuk pindah negara. Dari Amsterdam di Belanda menuju Paris di Prancis, kami naik bus malam. Pilihan jatuh pada Flixbus, salah satu bus favorit para backpacker ataupun budget traveler. Pertama, kenapa naik bus malam? ini salah satu trik penghematan. Naik bus malam mengurangi biaya penginapan. Saat kita tidur, bus bekerja mengantarkan ke tempat tujuan. Transportasi dan akomodasi sekaligus dapet dua-duanya. Terus kenapa Flixbus? ya itu tadi, rekomendasi yang kami dapat soal bus ini bagus-bagus. Dari segi keamanan, kenyamanan serta ongkos yang harus dikeluarkan.
Menuju Paris dari Amsterdam, kami berangkat jam 11 malam dari terminal Amsterdam Sloterdijk. Total pengeluaran untuk berempat EUR 77.72 atau sekitar 1.347.000 rupiah. Beli tiketnya online. Bisa lewat web ataupun aplikasi Flixbus. Kalau lewat web, langsung aja menuju halaman https://global.flixbus.com/ nanti tampilannya muncul kayak di bawah ini.
Kalau udah muncul tampilannya, tinggal diisi mau one way atau round trip, berangkat dari mana, turun di mana, terus kapan berangkatnya. Isi juga butuh berapa tiket, lalu klik search. Nanti tampilannya bakal kayak gini:
Bisa pilih titik keberangkatan di Amsterdam, maupun lokasi kedatangan di Paris. Begitu juga jam berangkatnya bisa disesuaikan dengan keinginan. Kalau udah cocok semua, tinggal reserve tiket kemudian langsung bisa transaksi. Waktu itu kami pakai kartu kredit. Total berempat harga tiket sebenarnya 76 Euro, tapi ada tambahan 1.72 Euro untuk fee kartu kredit. Jadilah bayarnya 77.72 Euro. Kalau udah bayar, nanti dapat booking confirmation dan booking number via email. Di situ pula ada QR Code yang akan di-scan nanti oleh petugas sebelum kita naik bus.
Kami memilih berangkat lewat Amsterdam Sloterdijk karena deket banget sama tempat nginep. Tinggal jalan kaki gak sampe 5 menit. Kawasan Sloterdijk adanya di pinggiran kota Amsterdam. Kami milih nginep di area sini, karena harga penginapannya lebih terjangkau. Kalau mau ke pusat kota, tinggal naik kereta gak sampe 15 menit. Amsterdam di musim panas harga hotelnya luar biasa. Maklum aja karena peak season saat ada turis di mana-mana. Mending melipir dikit dapat harga hotel yang lebih terjangkau.
Jadi posisinya, pangkalan Flixbus persis sebelahan sama stasiun kereta Amsterdam Sloterdijk. Sebelahnya, ada Meininger Hotel, tempat kami menginap. Hotel ini recommended buat backpacker termasuk rombongan keluarga. Banyak banget keluarga yang nginep di sini. Ada dari Indonesia juga kami temui. Terus senengnya, ketemu juga keluarga dari negara lain yang backpackeran. Sama-sama bawa dua anak, pergi bawa ransel aja tanpa koper yang mesti digeret kemana-mana. Nanti ada saatnya kami cerita soal Meininger Hotel ini ya…
Kembali ke Flixbus, bus ini tepat banget waktu keberangkatannya. Jadi, bus gak mangkal di terminal. Para penumpang nunggu sampe bus datang. Kira-kira setengah sampai satu jam sebelum berangkat baru nongol busnya. Bus punya bagasi dengan kapasitas besar. Bawaan gede masuk kompartemen bagasi bawah. Sementara ransel bisa diangkut ke dalam kabin penumpang. Tiket yang udah kita beli online, boleh aja diprint buat cadangan. Tapi sebenernya di sini sistemnya udah paperless. Jadi gak perlu di-print. Tinggal tunjukkan QR Code lewat layar hp ke petugas, dia bakal scan pake hp juga. Setelah itu bisa langsung naik deh. Cepet dan efisien. Sopirnya sendiri yang berdiri di depan pintu masuk bus untuk scan tiket penumpang. Waktu kami naik, nomor tempat duduknya bebas. Jadi siapa yang duluan masuk bus bisa pilih tempat yang paling strategis.
Bus yang kami naiki adalah bus tingkat. Lana dan Keano seneng banget dan langsung pilih duduk di bagian atas. Sayangnya gak dapet tempat duduk paling depan karena udah keduluan sama rombongan dari India. Selain AC, bus punya fasilitas wifi. Terus ada juga colokan untuk nge-charge gadget. Kursi bisa reclining, lega, dan cukup nyaman untuk bobok. Cuma kalau buat rebahan, tolong diinget penumpang yang di belakang jangan sampai susah gerak. Buat yang gak tahan dingin, apalagi perjalanan malam, saran saya sih bisa gunakan semacam kain pantai untuk selimutan. Kalau cuma pake jaket doang, kaki saya tetap kedinginan soalnya.
Perjalanan malam membuat tak banyak yang bisa dipandangi. Tujuan utamanya tidur di perjalanan. Sempat transit di Brussel tapi gak lama. Ada penumpang yang sempat turun untuk jajan. Amsterdam-Paris jaraknya sekitara 520 km. Bus menyediakan toilet bersih. Jadi untuk perjalanan panjang selama kurang lebih 8 jam, urusan ke belakang aman.
Paginya, udah sampai aja di Paris. Waktu menunjukkan pukul 7.10, lebih cepat 5 menit dari jadwal. Kami pun turun di pangkalan FlixBus Bercy Seine. Udahlah masih pagi, lokasinya separuh basement. Terus nyawa semacam belum ngumpul karena masih ngantuk. Alhasil turun bus kami bingung mesti ke mana hehehehe…
Mau tanya-tanya gak ketemu lapak informasi. Akhirnya ngikutin aja gerombolan penumpang lain. Ternyata begitu keluar langsung ada di taman. Lumayan bisa duduk-duduk sebentar sambil ngumpulin kesadaran. Lalu mulailah browsing. Kami mesti cari stasiun buat naik metro (kereta bawah tanah) ke hotel yang udah kita pesan sebelumnya. Kalau lagi terdampar gini, bepergian bawa backpack aja terasa sangat menolong. Gak ribet. Apalagi ngeliat ada penumpang lain yang geret koper gede-gede melintasi jalanan taman dengan permukaan conblock. Itu belum apa-apa, diujung jalan hingga menuju stasiun metro nanti bakal banyak tangga tinggi-tinggi. Nah itu dia PR lagi. Lift biasanya di setiap stasiun ada, cuma letaknya sering gak keliatan. Prioritasnya juga untuk penumpang dissable. Jadi ya gitu sik, kalau niatnya ke mana-mana nyobain transportasi publik, mesti dipikirin juga bawa bagasinya gimana.
Setelah nyawa agak terkumpul dan menghirup udara segar di taman, kami menuju stasiun metro. Ngikutin arah peta di ponsel ternyata melewati terminal bus umum Bercy Seine dulu. Sekalianlah mampir untuk urusan toilet dan nge-charge gadget. Sekaligus juga menghangatkan tubuh karena badan berasa dingin banget setelah tadi agak lama di taman. Tempat tunggu penumpang nyaman dan bersih. Fyi, toilet umum di terminal ini berbayar. Penjaganya juga bawel banget buat ngingetin jangan meninggalkan sampah tissue sembarangan.
Setelah di-mapping, pangkalan FlixBus di Bercy Seine itu ternyata letaknya deket banget sama terminal bus umum. Terpisah oleh taman aja. Jadi kalau naik FlixBus dan turun di sini, bisa jalan dikit langsung menuju terminal. Di terminal ada fasilitas lebih lengkap seperti toilet bersih, coffee shop, brosur informasi, stop kontak untuk nge-charge dan wifi gratis (penting banget yang terakhir ini). Kalau mau melanjutkan perjalanan dalam kota menggunakan metro, selain mengikuti maps di ponsel, ada banyak petunjuk arah yang bisa diikuti. Cukup kebaca dan besar-besar petunjuknya. Tapi kalau buat kami sih, google maps tetap jadi panduan utama. Sepanjang bisa pakai paket data dari simcard Eropa, gak perlu takut nyasar ke mana-mana.
Great content! Super high-quality! Keep it up! š
Iām not that much of a internet reader to be honest but your blogs really nice, keep it
up! I’ll go ahead and bookmark your site to come back later.
Cheers
Thank you