Camping di Bukit Bodogol, Menjelajah Hutan di Dekat Jakarta
Camping di Bukit Bodogol membawa kami beneran ketemu hutan di lokasi yang terbilang dekat dengan Jakarta. Bukan sekedar deretan pohon yang banyak. Tapi hutan ini sedikitnya mewakili ekosistem hutan hujan tropis. Buat yang pernah mendaki Gunung Gede atau Gunung Pangrango, yaa mirip kayak gitulah suasananya. Semua karena Bukit Bodogol berlokasi dekat banget dengan Pusat Pendidikan Konservasi Alam (PPKA) Bodogol, yang masih menjadi bagian dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Bukit Bodogol ini adalah nama camping ground yang dikelola oleh warga di sekitar taman nasional. Salah satu trip yang diorganisir pengelolanya adalah berkunjung ke PPKA Bodogol.
Bukit Bodogol Camp Ground
Secara administratif, Bukit Bodogol Camping Ground berada di wilayah kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dari gerbang keluar tol Bocimi bisa ditempuh sekitar setengah jam saja. Bandingkan kalau kita mesti ke Cidahu, Situ Gunung, atau Situ Cipiit, tempat kita pernah camping di wilayah Sukabumi sebelumnya. Ke tempat-tempat ini minimal masih sekitar dua jam lagi dari pintu tol. Lokasi Bukit Bodogol enaknya masih dekat Bogor. Tepatnya di Jl. Purwasari – Nangerang, Benda, Kec. Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
Kami tiba menjelang maghrib di Bukit Bodogol. Lokasi camping di Bodogol yang terbilang dekat dengan Jakarta membuat kami berangkat santai saja. Rencana ke sini pun baru tercetus jam 11 siangnya. Waktu itu pengen banget menghabiskan akhir pekan di tempat dingin, plus bbq-an, nyobain panggangan baru. Kontak beberapa teman, ada juga yang mau camping bawa anak dadakan. Cuss.. angkut tenda dan perbekalan, berangkatlah kita.
Lokasi camping ground bukit Bodogol terletak di atas bukit. Kita bisa 360 derajat memandangi lembah di sekelilingnya. Tidak ada pohon besar di sini. Hanya tanah lapang yang tersedia untuk parkir dan mendirikan tenda. Fasilitas kamar mandi tersedia. Cukup bersih dan airnya banyak.
Tak lama setelah tiba di Bukit Bodogol, hari langsung gelap. Sebenarnya malam ini pengen banget BBQ-an. Lana dan Keano sudah antusias merendam potongan daging sapi yang kita bawa dengan saus BBQ. Tapi apa daya malam itu hujan demikian lebatnya. Agak gak enak BBQ-an. Akhirnya makan yang ada aja. Kebetulan Keluarga Om Erik nyiapin nasi liwet banyaknya pake banget. Kebagian limpahan kita hehehe… kelar makan langsung bobok kekenyangan di tengah udara dingin bercampur gerimis malam.
Pagi hari di Bukit Bodogol, udara masih dingin. Enak banget keruntelan dalam tenda. Tapi Om Novem sudah rajin aja bikin sarapan. Om yang satu ini memang hobi masak di alam terbuka. Udah gitu perabotannya semua artistik hehehe.. Maklumlah ya kalau arsitek, jiwa seni seninya melekat dalam kehidupan sehari-hari. Kali ini burger jadi menu pertama Om Novem.
Sebagai emak-emak saya gak mau kalah dong. Langsung buka lapak di depan tenda. Mewujudkan mimpi Lana dan Keano yang pengen makan steak di alam terbuka. Plus mamak ngetes panggangan yang baru dibeliin sama suami. Ihiiiyy.. Mantul, pagi-pagi sarapannya udah nikmat.
Sunrise di sini sih bagus, katanya.. sayang aja pas ke sana cuaca mendung. Kalau malam pun kita bisa tidur di alam terbuka bertabur bintang ditemani kerlip lampu kota di kejauhan. Ini juga katanya … soalnya pas kita nginep di sana hujan malamnya. Kok ya terdengar sedih hahaha.. Tapi sebagai penggemar camping, bisa tidur dalam tenda aja udah seneng banget kok. Cuaca dinginnya cukup dapet di sini. Apalagi ditambah sarapan yang nikmat. Bersyukur saja pagi ini cuma dapat mendung gak sampai hujan. Perlahan matahari pun bersinar galak. Gak enak di sini kalau siang-siang. Panas karena gak ada pohon yang melindungi. Ini resiko kalau camping di dataran puncak bukit sih. Makanya sebelum makan siang kita udah beres-beres. Bergerak menuju PPKA Bodogol.
Pusat Pendidikan Konservasi Alam (PPKA) Bodogol
Kunjungan ke PPKA Bodogol adalah salah satu kegiatan yang difasilitasi oleh Bukit Bodogol Camping Ground. Tentu saja ada bayaran tambahannya. Kalau camping saja di Bukit Bodogol, kita kena tarif Rp 30.000 perorang sudah termasuk parkiran permalam. Sementara kalau mau nambah kunjungan ke PPKA Bodogol bayar lagi Rp 50.000 perorang. Ini sudah termasuk tiket, asuransi dan simaksi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Ada orang dari camping ground juga yang menemani kita ke sana. Meskipun saat masuk PPKA kita juga wajib menggunakan jasa interpreter, semacam pemandu yang bisa memberikan penjelasan mengenai ekosistem taman nasional. Jasa interpreter ini besarnya Rp 100.000 per rombongan. Jadi kalau semakin banyak orang patungannya makin murah.
Dari camping ground ke PPKA Bodogol gak jauh. Gak sampai 10 menit naik kendaraan. Tapi jalurnya lumayan. Saran kami sih naik mobil yang cukup tinggi bawahnya. Bisa juga naik ojek dari bawah. Kalau mau sewa mobil offroad, pengelola camping ground bisa bantu. Tapi waktu kami camping sempat liat juga ada yang bawa Inova dan Avanza. Cuma gak tahu apakah mereka sampai ke PPKA Bodogol juga.
PPKA Bodogol masih memiliki banyak satwa endemik seperti Owa Jawa. Tapi kalau mau lihat Owa Jawa harus pagi-pagi ke sininya saat mereka masih mencari makan. Sementara secara alami, kawasan ini adalah jalur perlintasan macan kumbang. Jangan takut ketemu macan kumbang siang-siang. Karena si macan beredarnya malam hari layaknya hewan nocturnal. Ada beberapa air terjun di PPKA Bodogol. Sayang kami gak sempat eksplor karena waktu berkunjung yang mepet. Datang ke sini sudah siang, sementara kami pengennya kembali ke Depok saat di sini masih terang.
Walhasil, kami cukup ke jembatan kanopi. Sungguh, kirain jembatan kanopi kayak gini kami kira cuma ada di Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, tempat kami pernah camping sebelumnya. Dulu untuk nyobain jembatan kanopi alias canopy trail kita mesti menempuh perjalanan jauh nan sulit ke sana. Bisa sampai lima jam perjalanan. Jalurnya juga ampun. Tapi ini sih deket banget. Gak jauh dari jalan raya Bogor Sukabumi. Kalau kita PP dari Depok pun masih ngejar sehari jalan-jalan ke sini.
Gak butuh waktu lama dari gerbang PPKA Bodogol menuju canopy trail alias jembatan kanopi. Kalau jalan santai sekitar setengah jam. Lewatin hutan, dan ketemu beragam tanaman yang dijelaskan fungsinya dengan baik oleh interpreter yang memandu kami. Seruuuu.. dapat banget suasana hutannya. Dan gak nyangka lokasinya juga dekat saja. Camping di Bodogol bisa jadi pilihan kalau memang cari lokasi yang dekat dengan Jakarta. Sekitar 2 jam dengan asumsi tol jagorawi dan bocimi gak macet udah sampe. Waktu kita jadi gak habis di jalan.
Kalau mau lihat lebih lengkap suasana Bukit Bodogol Camping Ground, serta perjalanan menuju lokasinya bisa tengok di channel youtube kami berikut ini. Kami bagi dua episode biar lengkap semua dokumentasinya. Silakan berkunjung dan jangan lupa untuk subscribe, like dan comment ya.
Kalau mau camping di Bukit Bodogol, biar ketemu hutan yang dekat dengan Jakarta bisa kontak pengelolanya di nomor telepon 08 222 3434 257 atau bisa kunjungi akun instagramnya @bukit.bodogol
Happy camping, inget ya dengan protokol kesehatan. Selalu kenakan masker, sering-sering cuci tangan, dan jaga jarak antar pengunjung. Gak perlu maksa masuk kalau lokasi penuh. Sehat itu tetap yang utama.
Aku tuh penasaran gimana rasanya tidur di tenda di tengah alam terbuka, trus hujan turun deras…:D
Beneran airnya ga merembes masuk ya mba? Aku juga kuatir tenda roboh wkwkwkwkw. Maklumlaaah, ga pernah camping apalagi diriin tenda.
Aku LBH kepengen rasain manggang steaknya pas pagi, trus makan rame2. Pasti nikmaaaaaat itu mah :D. Dengan view secakep itu. Rasanya kalopun dagingnya rada welldone, bisa dimaafkan hahahahha
Enaknnya tidur di tenda pas udara dingin. Kalau tenda double layer biasanya sudah nggak bocor kalau hujan meskipun deras. Asal mendirikan tendanya benar dan covernya pas ketarik semua ke arah pasak. Pasak ini juga yang jagain tenda nggak roboh.
The best partnya memang pas kita manggang steak, karena kalau kemah kan sudah biasa. Kalau bakar steak ini baru pertama gara-gara punya kompor panggangan baru hehehehe…
Yang bikin kepo banget adalah, habis berapa dit tuh kempingnya? hihihihi 🙂 Apalagi ada jelajah hutan segala. Asik bener ini, menjauhi kerumunan, tapi mendekatkan diri dengan alam 🙂 Mauuuuuu ah seseruan kayak mbak sekeluarga. Belom pernah kayak gini soalnya hehe.
Camping sih gak mahal dibanding makan sekeluarga di resto yang ada di mall hahaha.. Kebayang makan berempat bisa ratusan ribu jadi sama saja jatuhnya dengan biaya camping. Masuk hutannya cuma nambah 50 ribu lagi perorang. Boleh dicoba mbak yang dekat-dekat kayak di Bodogol ini. Bisa tektokan juga gak mesti nginep kalau jelajah hutannya.