Rialto Bridge, Wisata Jembatan Paling Ikonik di Venesia Italia
Rialto bridge atau Jembatan Rialto berada tepat di jantung kota Venesia, Italia. Usianya sudah lebih dari 400 tahun. Rialto Bridge menjadi wisata jembatan paling ikonik di Venesia, Italia. Ribuan turis sudah menunjunginya. Inilah jembatan pertama di kota tersebut yang membuat warganya bisa menyeberangi Grand Canal dengan berjalan kaki.
Di banyak situs traveling, Jembatan Rialto dinobatkan sebagai salah satu jembatan paling populer di dunia. Ketenaran Rialto Bridge bertambah saat film Spider-Man: Far From Home yang rilis di tahun 2019 menjadikannya sebagai lokasi shooting. Ini juga yang membuat Rialto Bridge, menjadi wisata jembatan paling ikonik di Venesia Italia
Venesia memang cantik. Keunikannya sebagai kota di atas air membuat ia dinobatkan sebagai salah satu situs warisan sejarah dunia. Gak heran, kalau akhirnya terpilih menjadi lokasi syuting film Spider-Man: Far From Home. Temanya cocok. Peter Parker, sosok di balik superhero Spider Man, pengen ikut study tour bareng temen-temen sekolahnya ke Eropa. Mengunjungi tempat-tempat indah di benua biru. Venesia salah satu tujuannya. Jembatan Rialto pasti dong jadi ikonnya. Nah, salah satu adegan epic di film tersebut adalah ketika Hydro Man mengamuk di kawasan jembatan.
Keinginan Peter Parker si Spider Man untuk liburan dengan tenang di Venesia gak terwujud. Tiba-tiba banyak kekacauan yang muncul. Sebagai jagoan, ia harus turun tangan dong. Alhamdulillah, kami bukan keluarga superhero. Dan kekacauan seperti di film juga gak ada. Lebih beruntung dari Peter Paker, kami bisa jalan-jalan dengan selow di kota antik ini. Gak perlu takut bakal muncul Hydro Man yang tiba-tiba ngacak-ngacak Rialto.
Waktu nonton film Spiderman ini di bioskop bareng anak, kami baru tahu kalau banyak adegan film dengan setting lokasi di Venesia, termasuk jembatan Rialto. Jadinya keseruan nonton film Spiderman, semakin bertambah. Bahasan obrolan sama anak juga, jadi gak cuma soal filmnya. Tap soal Venesia dan Rialto Bridgenya.
Rialto Bridge sendiri dibangun antara tahun 1588 hingga 1591. Ia jembatan yang akhirnya dibangun permanen, setelah sebelumnya di lokasi tersebut terdapat jembatan apung. Sementara Grand Canal merupakan kanal terbesar di Venesia. Seperti kita tahu, Venesia adalah sebuah kota di atas air. Kanal-kanal menjadi urat nadi transportasi di tempat ini. Backpacking ke Venesia memberi kami kesempatan untuk menjelajahinya. Sebuah perjalanan yang singkat, tapi terkenang selamanya.
Seperti kebanyakan bangunan di Venesia, struktur Jembatan Rialto berdiri di atas tiang pancang kayu yang dibenamkan di dasar sungai. Total ada 12.000 tiang kayu yang digunakan untuk menopang jembatan dan masih bertahan hingga sekarang. Arsiteknya bernama Antonio da Ponte. Pak Antonio menang tender desain setelah berkompetisi sengit dengan para arsitek terkenal macam Michelangelo dan Palladio.
Rialto Bridge menjadi salah satu titik tersibuk di Venesia. Pengunjung berdatangan ke sini naik gondola maupun vaporetto. Turunnya di Dermaga Rialto. Gondola adalah perahu khas Venesia. Tapi untuk naik gondola sistemnya sewa atau carter. Sementara vaporetto adalah bus air sebagai transportasi publik. Perbedaan ongkosnya tentu kayak bumi dan langit. Pada artikel Venesia Istimewa, Bukan Hanya Gondola kami cerita lebih lengkap soal perbedaan harga vaporetto dan gondola ini.
Ngapain aja di Jembatan Rialto? Banyak yang bisa dilakukan di Rialto Bridge, wisata jembatan yang paling ikonik di Venesia Italia ini. Selain memandangi struktur bangunan klasik nan antik, kita juga bisa jalan-jalan di area sekitarnya. Ada deretan restoran, hotel, cafe, tempat shopping, hingga pasar tradisional yang berisi penjual suvenir kaki lima. Bolehlah beli sedikit oleh-oleh di sini.
Dalam bahasa Italia, Jembatan Rialto disebut sebagai Ponte di Rialto. Ponte artinya jembatan. Hampir setiap tur di Venesia menawarkan persinggahan di tempat ini. Gak kecuali kalau kita sewa tur Gondola juga. Kalau gak ikut tur, jalan kaki sendiri juga bisa kok. Kalau nyasarpun paling di situ-situ aja. Banyak papan petunjuk arah, dipasang di persimpangan gang atau jalan kecil. Terutama arah halte vaporetto dan tempat-tempat wisata utama.
Kami sih ke sana jalan kaki dan naik vaporetto, tanpa ikut tour. Sudah beli tiket harian soalnya. Tiket harian semacam tiket terusan yang membuat kita bisa naik transportasi publik sehari penuh ke mana aja dan kapan aja tanpa mesti bayar-bayar lagi.
Di atas Jembatan Rialto ada tiga jalur pejalan kaki. Yakni bagian sisi kanan kiri yang lebih sempit. Bagian ini berhadapan langsung dengan kanal. Serta bagian lorong di tengah yang paling lebar. Bagian tepi biasanya dipakai pengunjung untuk memandangi Grand Canal dari atas jembatan. Banyak juga yang mengabadikan gambar. Gak ada jalur kendaraan bermotor. Harap maklum, di pulau Venesia sendiri memang gak ada kendaraan bermotor kecuali perahu. Bus, kereta, taksi, tram, cuma sampai terminal Piazalle Roma. Selebihnya silakan jalan kaki atau naik vaporetto.
Di usianya yang sudah lebih dari 400 tahun, Jembatan Rialto tetap kelihatan kokoh. Jembatan ini membentang di bagian tersempit Grand Canal. Panjangnya sekitar 30 meter, dengan lengkung bagian dasar setinggi sekitar 7 meter. Water bus masih bisa melintasi bagian kolongnya.
Venesia selalu penuh dengan turis setiap hari. Banyak yang bilang, jumlah turis di pulau ini jauh lebih banyak dari jumlah penduduknya. Bangunan rumah sebagian besar disewakan sebagai tempat tinggal wisatawan. Di sekitar Rialto apalagi. Kami merasakan sendiri begitu crowded. Tapi ya gimana lagi. Ini salah satu tempat yang ingin didatangi oleh banyak orang di seluruh dunia.
Dari beberapa kali melintasi grand canal dan jembatan rialtonya menggunakan vaporetto, kami sendiri baru menginjakkan kaki di Jembatan Rialto pada hari terakhir kunjungan ke Venesia. Sorenya kami sudah harus terbang ke Athena, Yunani. Biar puas jalan-jalannya, kami sudah keluar penginapan dari pagi. Sekaligus check out juga. Barang-barang kami titipkan ke pengelola apartemen yang kami sewa. Nanti menjelang keberangkatan ke Bandara, baru kami ambil.
Dari Jembatan Rialto kami berjalan kaki menyusuri wilayah di sekitarnya. Suasana kota tua dengan bangunan-bangunan abad pertengahan yang masih kokoh berdiri, membuat betah berlama-lama.
Di sekitar Rialto juga kami membeli souvenir. Pilihannya, yang ringan dan mudah dibawa saja. Secara kami keliling eropa backpackeran, gak ada barang yang bakal kami masukkan ke dalam bagasi pesawat. Modalnya cuma daypack dan ransel yang bisa dibawa ke dalam kabin saja.
Menelusuri lorong dan gang sempit di seputaran Rialto, sampailah di sebuah pelataran di mana terdapat monumen Carlo Goldoni. Venesia adalah tanah kelahiran Carlo Goldoni seorang penulis naskah drama yang mashyur di Italia pada abad ke 18. Lahir tahun 1707, Goldoni menghembuskan nafas terakhir di Paris, Prancis pada tahun 1793. Salah satu kutipan Goldoni yang terkenal adalah: “The world is a beautiful book, but of little use to him who cannot read it” . Entah kebetulan atau tidak, ini kalimat yang pas banget maknanya untuk kami resapi. Terima kasih Goldoni, sampai jumpa jembatan Rialto dan Venesia. Kami ingin bisa balik lagi.
Dunia adalah sebuah buku yang indah, namun tak banyak berguna bagi ia yang tak bisa membacanya
Carlo Goldoni (1707-1793)
Dan baca ini aku malah jd kepengin nonton Spiderman ulang yg nunjukin jembatan iniii. pas nonton dulu ga merhatiin jembatannya mba hahahaha. Tp memang aku kalo nonton film jaraaaang banget ngeh Ama lokasi. Terlalu fokus ke film. Kayaknya cm crash landing on you yg bikin aku pgn dtgin Swiss :D.
Tapi Itali mah ttp akan slalu ada di bucket list :D. Masih pgn banget bisa kesana bareng keluarga juga 🙂
Ini kocak nih, nonton CLOY yang mau didatangin justru Swiss. Secara udah pernah ya ke Korut hehehe.. Kalau aku pengen ke desa-desa Korut justru. Apa bener masih kayak gitu. Seru kayaknya nginep di desa yang beda suasananya sama Indonesia
mantap. terimakasih telah berbagi info.
Sama-sama, terima kasih sudah mampir di Ajak Anak