Jalan-jalan Hemat ke Perpustakaan Nasional di Jakarta
Cari tempat alternatif ngajak anak liburan, atau sekedar jalan-jalan di Jakarta? Yang hemat, gak ngabisin duit, dan yang pasti ada unsur edukasinya dong. Coba deh ajak si kecil ke Perpustakaan Nasional RI yang lokasinya di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Bangunannya persis berhadap-hadapan dengan lapangan parkir IRTI Monas, satu deretan dengan Balai Kota, tempat Gubernur Jakarta bekerja.
Kalau naik kendaraan umum ke sini, bisa turun di halte balai kota. Kalau mau kendaraan pribadi, perpusnas punya parkiran juga. Bisa buat mobil, bisa pula buat motor. Waktu kami ke sana Oktober 2019, parkir di dalam gedung gratis gak perlu bayar. Parkiran terdiri atas tiga lantai basement dan muat sampai 350 mobil. Kebetulan kami datang saat weekday, sekitar jam 11 siang. Parkiran masih kosong dan gampang banget dapat parkir untuk mobil. Saya gak tau kalau weekend mungkin bisa lebih penuh. Alternatif bisa parkir di Lapangan IRTI, tinggal jalan kaki nyebrang. Cuma kalau parkir di IRTI berbayar tentunya.
“masuk perpusnas itu gratis, parkirnya juga gratis. koleksi bukunya banyak, ruang bacanya sejuk dan nyaman”
Masuk ke perpustakaan nasional bebas biaya. Jangan lupa untuk berfoto di rak buku yang menjulang super tinggi di lobby utama perpustakaan. Ini semacam ikon perpusnas yang banyak banget diupload ke instagram. Lobby ini, pintu kita untuk masuk ke ruang koleksi. Yang perlu diingat, kita nggak boleh bawa tas ke dalamnya. Jadi pas di lobby, tas bisa dititip ke loker yang sekaligus menjadi fasilitas perpustakaan ini. Cara pinjam loker, tinggal datang ke counter, simpan KTP, nanti kita akan dapat kunci yang disertai nomor loker. Lalu cari sendiri deh loker kita sesuai nomor yang diberikan. Kalau nanti mau pulang, kunci bisa diserahkan kembali ke petugas, dan KTP kita baru dikembalikan.
Di lobby ada eskalator yang bisa kita gunakan hingga lantai 4 gedung. Di lantai 4 ini ada kantin yang bisa dikunjungi kalau perut lapar. Menurut saya, kantin ini menolong banget. soalnya kalau udah ke perpustakaan ini, gak cukup deh waktunya kalau cuma sejam dua jam untuk menjelajah semua tempatnya, plus baca beberapa koleksinya. Di antara waktu tersebut kalau lapar, kita gak perlu keluar gedung jadinya untuk mendapatkan makanan. Cukup ke kantin aja. Kantin menyediakan mulai dari makanan ringan sampai makanan berat.
Total, bangunan perpustakaan memiliki 24 lantai di luar 3 lantai basement parkiran. Eskalator memang tersedia cuma sampai lantai 4 aja. Tapi di luar itu tenang aja, kita gak perlu pakai tangga mencapai semua lantainya. Ada lift kok, jumlahnya sampai 6 unit. Cuma menurut kami lift ini terlalu kecil dan kurang memadai untuk mengangkut banyak pengunjung. Jadilah waktu tunggu menggunakan lift cukup lama dan antre. Saking gak sabarnya, banyak pengunjung yang begitu pintu lift kebuka main masuk aja, gak mau tau naik atau turun. Yang penting kebagian tempat dulu di dalamnya, setelah itu baru menyesuaikan pencet tombol ke lantai yang dituju. Setiap lantai punya peruntukan yang berbeda seperti daftar di bawah ini.
Lantai 1: Lobi Utama
Lantai 2: Ruang Layanan Keanggotaan Perpustakaan dan Ruang Teater
Lantai 3: Zona Promosi Budaya Baca
Lantai 4: Ruang Pameran Koleksi Perpustakaan
Lantai 5: Ruang Pustakawan
Lantai 6: Data Center
Lantai 7: Layanan Anak, Lansia, dan Disabilitas
Lantai 8: Layanan Audivisual
Lantai 9: Layanan Naskah Nusantara
Lantai 10: Layanan Deposit
Lantai 11: Monograf Tertutup
Lantai 12: Ruang Baca Pemustaka
Lantai 13: Layanan Koleksi Buku Langka
Lantai 14: Layanan Koleksi Buku Langka
Lantai 15: Layanan Referensi
Lantai 16: Layanan Koleksi Foto, Peta, dan Lukisan
Lantai 17: Kantor Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
Lantai 18: Kantor Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
Lantai 19: Layanan Multimedia
Lantai 20: Layanan Koleksi Berkala Mutakjir dan Bidang Ilmu Perpustakaan
Lantai 21: Layanan Monograf Terbuka
Lantai 22: Layanan Monograf Terbuka
Lantai 23: Layanan Koleksi Bangsa-bangsa Dunia dan Majalah Terjilid
Lantai 24: Layanan Koleksi Budaya Nusantara, Executive Lounge dan Ruang Penerimaan Tamu Mancanegara.
Di lantai 6 ada mushola yang bersih dan nyaman. Oiya soal bersih dan nyaman ini juga berlaku untuk toilet yang tersedia di setiap lantai. Semua ruangan di perpustakaan ini juga ber-AC dan AC-nya dingin. Jadi enak banget untuk melarikan diri sejenak dari cuaca Jakarta yang panas, apalagi di tengah hari. Balik lagi ke mushola, selain bersih dan nyaman, juga lega dan space antara perempuan dan laki-laki juga terpisah.
Kalau cuma untuk baca-baca di tempat, kita nggak perlu jadi anggota. Jadi gak apa masuk aja ke ruangan-ruangan koleksi yang kita minati. Tapi kalau mau pakai fasilitas lain seperti peminjaman buku, mesti daftar dulu jadi anggota. Daftarnya bisa ke lantai 2. Perpustakaan ini melayani sampai pendaftaran 500 anggota perhari. Waktu kami dateng lumayan antre pendaftarannya, sementara waktu kami gak lama di sini karena Pak Suami harus kembali ngantor. Jadinya demi efisiensi waktu, gak ikut daftar dulu jadi anggota.
Ada banyak banget spot yang asik buat baca-baca di sini. Emang keren dah perencanaannya. Disiapin banget mulai dari desain interior sampai pendukung lainnya. Di lantai 24 ada spot yang di mana pengunjung bisa leyeh-leyeh baca sambil memandangi Jakarta dari ketinggian. Kalau begini sih baca bukunya bisa sambil ngayal tingkat dewa hehehe…
Kembali ke tujuan utama kami ke perpusnas yakni ngajak anak rekreasi pastinya. Di mana mereka bisa dengan nyaman beraktifitas membaca buku yang mereka senangi. Lana dan Keano udah gak sabar untuk segera ke lantai 7. Koleksi untuk mereka ada di lantai ini. Ruangannya berseberangan dengan ruang layanan lansia. Meskipun diperuntukkan bagi anak, bukan berarti orang dewasa gak boleh masuk. Yang membedakan adalah koleksi buku-buku yang tersedia serta dekorasi yang dibuat ceria agar anak merasa betah di dalamnya. Masuk ke sini mesti lepas sepatu, soalnya lantainya sebagian besar berkarpet sehingga anak-anak bisa bebas tidur-tiduran membaca buku yang mereka suka. Saking antusiasnya melihat dekorasi ruangan dari luar pintu, Keano main lari masuk masih pakai sepatu. Untung cepat kami panggil untuk membuka sepatu dulu di luar, dan menaruhnya di rak yang sudah disediakan.
Di rumah, Keano bukan tipe anak yang seneng baca buku banget. Tapi di sini, dia antusias pilih-pilih buku dan membacanya dengan serius. Apalagi Lana yang pada dasarnya hobi baca. Ditinggal berdua aja juga anteng. Senengnya di sini ada beberapa komputer dengan program interaktif juga yang bisa digunakan anak-anak. Tapi ini bener-bener belum sempet disentuh Lana dan Keano karena mereka terlalu asik dengan buku. Ada banyak banget deh ragam bukunya. Mulai dari yang banyak gambar dan berwarna warni, sampai sekelas novel untuk anak-anak. Buku-buku dalam bahasa Inggris juga tersedia. Beneran bisa seharian kalau mau puas. Lana dan Keano aja masih belum rela waktu kami ajak pulang. Yang jelas ini tempat yang Keano bilang dia mesti datang lagi dengan waktu yang lebih lama. Katanya, “Nanti kalau ke sini lagi aku mau baca sampai puas, Ma”
Perpusnas sendiri buka setiap hari, cuma jamnya aja agak beda. Senin sampai Kamis buka dari jam 08.30 sampai jam 6 sore. Hari Jumat, bukanya jam 9 pagi sampai jam 6 sore juga. Nah kalau Sabtu-Minggu perpus buka dari jam 9 sampai jam 4 sore aja. Untuk hari besar, tempat ini libur. Informasi lengkapnya bisa diakses di sini