Camping di Tebing Watu Mabur Yogyakarta
Kalau ingin menikmati suasana liburan yang berbeda di Yogyakarta, cobalah pergi ke Watu Mabur. Camping di tebing Watu Mabur Yogyakarta, membuat kita punya kesempatan besar menikmati indahnya suasana matahari terbit dari balik perbukitan yang mengelilingi kawasan ini.
Kami ke Tebing Watu Mabur pada Juni 2019. Waktu itu ikut acara Jogja Experience #2, sebuah ajang berkumpul komunitas pecinta Land Rover yang diprakarsai oleh Jogjakarta Land Rover Community (JLRC). Acara berlangsung tiga hari, mulai tanggal 27-30 Juni 2019. Tebing Watu Mabur ini adalah meeting point pertama. Tempat di mana peserta yang baru datang dari berbagai daerah melakukan registrasi. Selesai registrasi, barulah mencari tempat mendirikan tenda. Malam pertama Jogja Experience #2 dihabiskan di tempat ini.
Lokasi Tebing Watu Mabur
Tebing Watu Mabur berada di Dusun Lemah Bang, Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari pusat kota Yogyakarta, Watu Mabur bisa ditempuh sekitar 45 menit perjalanan kalau jalanan dalam kondisi lancar. Namun di musim liburan, kawasan menuju Watu Mabur cukup padat, karena ada sejumlah tempat wisata alam di kanan kiri jalan.
Lokasinya yang berada di atas tebing membuat tempat ini diberi nama Watu Mabur, kata dalam bahasa Jawa yang berarti “batu terbang”. Banyak orang mungkin lebih dulu mengenal hutan pinus Mangunan, di mana keindahannya telah membuat Presiden Amerika ke-44 Barrack Obama, tertarik mendatanginya. Nah, Watu Mabur ini lokasinya tak jauh dari hutan pinus Mangunan. Masih satu desa. Hanya saja Watu Mabur dikembangkan belakangan. Jalan menuju Watu Mabur sebagian besar mulus beraspal. Namun menjelang gerbang masuk, jalan masih berbatu.
Daya Tarik Watu Mabur
Daya tarik tebing Watu Mabur adalah pemandangannya yang berhadapan langsung dengan lembah yang dikelilingi perbukitan. Di lembah tersebut terhampar terasering sawah berpadu dengan aliran Sungai Oya. Waktu terbaik menikmati keindahan Watu Mabur adalah di pagi hari. Ketika matahari masih malu-malu muncul. Sampai akhirnya perlahan tampak cahaya keemasan. Golden moment yang berlangsung hanya sebentar saja.
Camping di Watu Mabur membuat kita bisa menikmati suasana ini. Camp site cukup lapang dan bisa menampung puluhan tenda. Dari camp site, perbukitan dan sunrise mudah terlihat. Kalau mau mendekat ke arah tebing, tinggal beberapa langkah saja. Mau camping sendiri, bareng keluarga atau bahkan acara gathering juga asyik. Cuaca di sini cukup sejuk. Tapi bukan tempat yang dingin juga. Di siang hari cenderung panas karena teriknya matahari.
Selain pemandangan saat sunrise, Watu Mabur juga menjadi tempat berfoto dengan background keren dari ketinggian. Ada beberapa spot yang disediakan untuk selfie dan sangat instagrammable. Sayangnya, kami malah gak sempet banyak foto-foto. Jadi pas lihat instagram orang yang selfie di Watu Mabur dan cakep-cakep banget hasilnya agak nyesel juga.
Pengalaman Camping di Watu Mabur
Waktu jadi peserta Jogja Experience #2, malam hari kami baru tiba di Watu Mabur. Itupun setelah perjalanan panjang nyaris nonstop dari Depok selama hampir 24 jam. Maklum, bawa Land Rover series yang sudah berumur. Pakai acara ngadat pula sebelum sampai Watu Mabur. Badan sudah pegal-pegal rasanya begitu tiba. Cuma belum bisa istirahat kalau belum mendirikan tenda. Catatannya, tanah di sini banyak batunya. Jadi agak susah menancapkan pasak. Untungnya tenda kami biar gak pakai pasak juga bisa berdiri tegak. Asal jangan ada hujan dan angin kencang saja. Bisa repot nanti tendanya ikut mabur-mabur.
Selesai tenda berdiri, segera memasak makan malam. Setelahnya kami tidur pulas. Besoknya, anak-anak pun susah dibangunkan untuk melihat sunrise. Jadilah yang keliling hanya saya dan suami.
Sarapan pun berlangsung sudah menjelang siang. Sepulang jalan-jalan nonton sunrise, saya memasak untuk anak-anak yang bangun tidur dengan perut lapar. Memasaknya sekalian disisakan untuk makan siang di jalan nanti. Jadwal dari panitia, jam 11 siang peserta sudah harus berkemas menuju lokasi camping baru, yakni Gua Ngingrong di Gunung Kidul.
Panitia Jogja Experience #2 sebenarnya juga menyediakan sarapan. Teh, kopi, dan aneka penganan tradisional tersedia di spot dekat gardu pandang. Cuma sudah kadung malas beranjak dari tenda. Masih ingin rebahan sebenarnya. Tapi sayang tak bisa lama, karena selesai makan sudah nyicil packing dan bongkar tenda. Itulah mengapa kami juga tak sempat banyak berfoto untuk feed instagram. Mager… hehehehe..
Fasilitas dan Tiket Masuk Watu Mabur
Fasilitas yang tersedia di Watu Mabur selain campsite adalah toilet dan kamar mandi yang bersih untuk ukuran kami. Airnya juga banyak. Musala ada di bagian ujung. Kalau kita mau ngecharge gadget bisa di warung-warung yang sebagian buka 24 jam. Banyak juga pengunjung yang bermalam di warung-warung ini. Ada beberapa yang menyediakan semacam tempat rebahan. Ini alternatif buat yang gak mau tidur di tenda. Risikonya kalau malam dingin udaranya.
Untuk berkemah di Watu Mabur, cukup membayar Rp 10.000 perorang permalam (update Mei 2020). Parkir mobil Rp 5.000 sedangkan parkir motor Rp 3.000. Sementara untuk spot selfie dipatok rata-rata Rp 3000 di tiap tempat. Watu Mabur buka setiap hari selama 24 jam.
Demikian pengalaman kami camping di Tebing Watu Mabur, Yogkarta. Sayang cuma sebentar dan tak bisa banyak mengeksplorasi tempat. Waktunya terbatas sementara banyak tempat yang masih perlu disinggahi dalam event Jogja Experience #2 yang kami ikuti.