Ada Pedagang Wine Asongan di Menara Eiffel
Ada beberapa sudut favorit memandangi Eiffel di kota Paris. Yakni dari Taman Champ de Mars, Jembatan Bir Hakeim, Sungai Seine dan Trocadero. Di titik-titik inilah biasanya wisatawan berkumpul, mengambil foto, dan mengagumi bangunan yang sempat menjadi menara tertinggi di dunia ini.
Harap dicatat, bukan saya doang yang lebay ya, momen mulai menyalanya lampu Eiffel ini memang ditunggu-tunggu para pengunjung. Sampe-sampe ketika kejadian itu beneran dateng, orang-orang pada tepuk tangan dooong. Sesudah lampu menyala masih ada atraksi cahaya lain. Ada saat-saat di mana sejumlah titik lampu menyala lebih terang dan membuat Eiffel tampak lebih gemerlap. Cakeplah pokoknya. Memandangi Eiffel di malam hari adalah salah satu kegiatan yang paling asyik saat di Paris.
Sebagian besar yang ke sini orang asing, di antaranya orang Depok lho?.
Ya wajarlah ya, buat orang lokal ngeliat Eiffel itu biasa banget. Soalnya bangunan ini sudah ada di Paris sejak tahun 1889. Ukurannya juga gak main-main, tingginya sampe 324 meter, hampir 2,5 kalinya tinggi Monas di Jakarta. Jadilah si Eiffel ini gampang keliatan dari berbagai penjuru kota. Nama Eiffel sendiri diambil dari nama arsiteknya yaitu Gustave Eiffel. Buat orang asing, salah satu alasan dateng ke Paris ya pengen liat menara ini. Keano dan Lana sejak belum berangkat trip malah sudah bilang terus, mau ke Paris mau lihat Eiffel. Dan sampailah kita di hadapan menara besi, terus akhirnya bisa senyum-senyum sendiri.
Perjalanan kami ke Eiffel dimulai dari Amsterdam, Belanda. Jam 11 malem naik flixbus menuju Paris. Bus ini favorit para backpacker kalau mau bepergian antara Belanda-Perancis. Naik bus malam itu setidaknya menghemat biaya hotel karena kita tidurnya ya di bus. Makanya cari bus yang nyaman biar boboknya nyenyak. Pesan Flixbus sejak dari Indonesia secara online. Nanti tiketnya diemail langsung ke kita. Tiket ini sebenernya gak perlu diprint. Karena pas mau naik kita tinggal tunjukin QR Code yang tercantum di tiket via handhone. Setelah discan sama awak bus (pake aplikasi hape juga) langsung naik. Busnya juga datang tepat waktu.
Ada catatan nih, kalau ke Eropa pas summer, rancu di penyebutan waktu soalnya. Jam 7 malem itu masih terang benderang di sana. Maghrib baru sekitar jam 9 atau jam 10 malam. Jadi kalau saya bilang menikmati senja di Eiffel, menunggu lampu-lampunya nyala yaaa.. jam segitulah adanya.
Saya sempet merhatiin para pedagang asongan ini. Pedagang wine kebanyakan orang Asia Selatan kaya India atau Bangladesh. Sementara pedagang asongan yang jual gantungan kunci hampir semuanya orang Afrika. Eh iya, ada cerita lucu soal pedagang gantungan kunci. Mungkin karena saking banyaknya orang Indonesia ke sini, mereka bisa dong bahasa kita. Nawarin pake kata-kata “murah.. murah.. muraaah”. Dan amazingnya mereka tau loh Incess Syahrini, dengan slogan maju mundur syantiknya hehehehe… Sempet kaget juga pas ada pedagang ngomong gitu ke kita. Di luar itu semua, jualan mereka juga lumayan murah sih untuk ukuran Eropa. Kita bisa beli paketan gantungan kunci berbentuk menara Eiffel, 5 euro sudah dapat 7 biji.
Penjual souvenir, bisa beberapa kosa kata bahasa Indonesia |
Toilet umum otomatis, gratis. Bersih dan modern |
Di Champ De Mars ini, ada toilet umum gratis. Di Paris saya memang jarang ketemu toilet umum, tapi bukan karena itu yang membuat toilet ini mau saya ceritain. Ini lebih karena toilet ini sistemnya otomatis. Bentuknya bener-bener kamar kecil. Buka pintunya pakai tombol. Toilet akan menunjukkan tanda sedang digunakan, begitu ada orang di dalam. Dan habis dipakai, toilet otomatis bersih-bersih sendiri. Pemakai selanjutnya mesti nunggu beberapa saat hingga kamar kecil itu menunjukkan tanda bisa digunakan kembali.
Menikmati Menara Eiffel dari Pont de Bir-Hakeim
Sudah ngeliatin dari jauh, saatnya deketin bangunannya. Masuk sampe kolong-kolong menara Eiffel. Waktu kita ke sana, lagi ada renovasi. Jadi ada beberapa spot yang ditutup pagar seng, dan lumayan banyak mengundang debu.
Kalau dari dekat, keliatan deh desain bajanya yang cukup rumit. Dulu waktu kuliah pernah dapat pelajaran struktur baja. Sekarang sudah lupa lagi. Intinya yang mau saya ceritain, pas liat struktur baja menara Eiffel, saya jadi inget dosen baja saya dulu yang gak pelit ngasi nilai.
Eiffel dari arah Sungai Seine
Dari sungai Seine, menyebrang sungai melewati jembatan menjauhi Eiffel, ada satu tempat yang selalu ramai buat melihat Menara Eiffel. Trocadero namanya, sebuah bangunan dengan pelataran atau balkon yang luas, salah satu lokasi favorit buat melihat Menara Eiffel dengan utuh dan jelas. Kebalikan arah dengan Champ de Mars, beda sisi.
Sungai Seine, dan Trocadero di belakangnya |
Booth makanan di tepi sungai Seine |
Kami menghabiskan malam terakhir di kawasan Eiffel sebelum kembali ke hotel. Subuhnya sudah harus ke bandara, ngejar pesawat ke Madrid. Sebenernya pengen lebih lama di kota ini. Paris gitu loooh.. tapi apa daya, cuma punya waktu sedikit buat jalan-jalan. Semua tempat mesti dibagi-bagi.
Semoga yaaa.. bisa ketemu Eiffel lagi dan bisa menjelajahi Paris lebih lama lagi.
****
trakhir kali ke eropa dulu, aku sbnrnya sempet masukin paris. tp akhirnya berubah pikiran dan lebih milih ke Berlin, turki, dan negara eropa timurnya kayak serbia . stay paling lama di bulgaria.
ada plan sih mau kliling eropa lg, ngeliat tempat suami tinggal dulu di Finland, Bonn, dan pasti mau mapir ke paris next time :). suamiku yg udh puas kliling hampir seluruh negara eropa krn dulu papa mertua diplomat dan kebnyakan penempatan di eropa. Pgn banget pokoknya bisa kliling kesana. nth napa eropa itu lbh menarik buatku drpd amerika.
aamiin.. mdah2an lancar eurotripnya.
sempet kepikiran juga dari berlin ke timur eropa. karena sudah pernah ke beberapa kota bagian barat. itinerary awalnya begitu. Tapi karena keluarga belum pernah, jadinya diubah, jadi yang mainstream dulu, yang kota-kota favorit itu hehe