Vitamin Sea Bukit Merese, Tanjung Aan, Pantai Seger Lombok
Bukit Merese, Tanjung Aan, dan Pantai Seger semuanya tempat indah yang berada di kawasan Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Vitamin sea dapat semua di sini. Posisinya berada di bagian selatan pulau. Kalau berniat wisata ke Lombok, tiga tempat ini menurut kami wajib didatangi. Laut biru, pasir putih atau pasir merica, dan bukit bertabur rumput hijau, semuanya sangat sedap dipandang.
Dari pusat kota Mataram, menuju kawasan Mandalika butuh waktu sekitar 1 sampai 1,5 jam berkendara. Sedikit lebih jauh memang di banding kawasan pantai Senggigi yang sudah tersohor duluan di Lombok. Cuma enaknya di sini, tempatnya lebih tenang dan sepi. Waktu kami sekeluarga roadtrip Jawa Bali Lombok, banyak fasilitas di kawasan wisata ini yang masih dibangun. Begitu juga dengan infrastruktur jalan yang sedang dalam proses perbaikan.
Bukit Merese dan Tanjung Aan berada di lokasi yang sama. Sementara Pantai Seger tempatnya terpisah. Dari Pantai Seger ke Tanjung Aan bisa dicapai sekitar 20 menit berkendara. Kami tidak melihat kendaraan umum di sini. Jadi mending sewa mobil atau motor saja kalau tidak membawa kendaraan pribadi.
Pantai Seger
Pantai Seger adalah pantai pertama yang kami kunjungi saat ke Mandalika. Di sini kita bisa melihat diorama legenda Putri Mandalika. Alkisah, dulu di Lombok berdiri sebuah kerajaan. Sang raja memiliki putri yang sangat cantik bernama Mandalika. Saking cantiknya, banyak pemuda dan pangeran yang berebut untuk melamarnya. Perebutan ini memicu perpecahan dan dikhawatirkan akan menimbulkan perang.
Raja akhirnya menyerahkan keputusan kepada Putri Mandalika. Sang putri pun meminta waktu berpikir untuk menentukan pilihan. Sampailah tiba saatnya pengumuman. Menjelang fajar, Sang Putri mengumpulkan seluruh angggota kerajaan serta para pemuda yang memperebutkannya. Yang mengejutkan, Putri Mandalika tidak memilih siapapun agar tidak terjadi kekacauan. Ia mengorbankan dirinya dengan terjun ke laut.
Legenda mengatakan, jasad Putri Mandalika menjelma menjadi ribuan cacing laut, yang terdampar ke pantai pada hari-hari di bulan tertentu. Dalam bahasa Sasak, cacing laut disebut “nyale”. Upacara “bau nyale” atau mencari cacing laut digelar setahun sekali untuk menghormati Putri Mandalika.
Di Pantai Seger inilah ritual Bau Nyale selalu diadakan. Ratusan orang akan berkumpul sebelum matahari terbit untuk mencari nyale. Momen Bau Nyale digelar juga menjadi peak season turis mendatangi Pantai Seger. Kebanyakan wisatawan datang untuk melihat tradisi unik tersebut.
Kalau tak ada upacara Bau Nyale, ya begini situasi di Pantai Seger. Sepi. Apalagi kalau pagi-pagi. Kebetulan pas kami datang cuaca lagi mendung. Hasil foto jadi kurang bagus. Langitnya pucat dan laut nggak maksimal memantulkan cahaya.
Selain menikmati alam dari pinggir pantai, kita bisa mendaki bukit yang ada di sini. Gak tinggi tapi cukup untuk memandangi lautan lepas dari atas. Dari area parkir tinggal jalan kaki menyeberangi jembatan kayu. Puncak bukit Pantai Seger bisa dicapai sekitar 5 sampai 10 menit mendaki, tergantung kapasitas nafas dan kaki masing-masing.
Waktu singgah di Mandalika, dua kali menginjakkan kaki ke Pantai Seger ini. Pertama pagi-pagi banget berdua suami. Anak-anak masih pada tidur sama Om Abi di hotel. Kedua, pas mau meninggalkan Lombok menuju Bali dan cuma sebentar. Lana dan Keano sempat keliling dan berfoto. Masuk Pantai Seger ini gratis. Cuma harus bayar parkir. Mobil bayar Rp 10.000, sementara parkir motor Rp 5.000.
Bukit Merese
Jalan-jalan pagi berdua suami berlanjut dari Pantai Seger ke Bukit Merese. Ini bukit yang cukup famous buat foto-foto. Tapi mohon maaf, tergantung objeknya juga sih. Kalau yang difoto adalah mamak dua anak belum mandi, cukup dari jauh saja motretnya. Kasihan soalnya mencemari pemandangan. I’m talking about my self here, hehehe..
Daya tarik Bukit Merese adalah hamparan rumput hijaunya yang menjorok ke laut. Gara-gara rumput ini, jangan heran kalau nanti bakal ketemu banyak sapi atau kambing yang digembalakan di sini. Sebenarnya waktu yang bagus buat berkunjung ke Bukit Merese adalah saat matahari terbit ataupun saat matahari tenggelam. Apa daya, mau liat sunrise kesiangan, dan nunggu sore pun kelamaan. Jadi nikmati saja yang ada. Minimal dapat udara segar serta pemandangan lepas yang menghibur mata.
Nama Merese berasal dari kata “merisik” yang artinya gundul atau gersang dalam bahasa setempat. Bukit Merese ini meskipun berselimut rumput, pada kenyataanya adalah bukit yang gundul. Tak ada pohon besar yang tumbuh di sini. Kalau musim kemarau, rumputnya akan berubah warna kecoklatan.
Dari atas Bukit Merese kita bisa melihat cantiknya pantai Tanjung Aan. Pantai ini berada di teluk sehingga airnya sangat tenang seperti kolam. Hamparan pasir putih Pantai Tanjung Aan tampak terbentang membentuk cekungan jika dilihat dari Bukit Merese.
Pantai Tanjung Aan
Bukit Merese, Tanjung Aan, dan Pantai Seger di kawasan Mandalika berada dalam satu deretan pantai di selatan Pulau Lombok. Kondisi teluk yang terbentuk di sini membuat gulungan ombak di pagi hari hampir tak mencapai pantai. Apalagi di Tanjung Aan, di mana lengkungan teluk menyerupai kolam. Tapi kalau sore, ombak bisa datang besar bersama gelombang pasang. Di waktu-waktu tersebut, banyak yang berselancar di sini.
Banyak aktivitas yang bisa dilakukan di Tanjun Aan selain berselancar. Bisa sewa perahu, snorkeling, berjemur malas-malasan atau main ayunan. Untuk snorkeling dan sewa perahu, bakal ketemu banyak pemandu lokal yang menawarkan paket ini. Baru parkir saja sudah beberapa orang yang menghampiri. Dilihat-lihat saja dulu paketnya untuk membandingkan harga. Biasanya sih harga bisa berkurang kalau kita mau menawar.
Biarpun cuma punya waktu sebentar, eksplor pantai tetap dong berjalan. Pantai di Tanjung Aan punya gradasi warna yang indah. Kalau mau maksimal menikmatinya, harus datang agak siang, saat matahari lagi semangat bersinar. Di pagi yang mendung seperti kunjungan saya ini gradasi hanya tampak sebagian saja.
Inginnya agak siang balik lagi ke sini ngajak Lana dan Keano berendam di pantai. Sayangnya sudah ada agenda di tempat lain buat anak-anak nanti. Mau tak mau memang harus memilih. Beginilah kalau banyak mau tapi waktu terbatas. Harus berdamai dengan keadaan. Ada hasrat yang harus dikorbankan.
Sama seperti di Pantai Seger, masuk kawasan Tanjung Aan dan Bukit Merese ini nggak ada biaya retribusi. Cuma bayar parkir saja Rp 10.000 untuk mobil, dan Rp 5.000 untuk motor. Toilet, tempat bilas dan sejumlah tempat makan tersedia di sini. Gak sebising Pantai Kuta Bali atau Senggigi, pesona pantai Tanjung Aan tak kalah indah untuk dikunjungi.
Berkunjung ke Bukit Merese, Tanjung Aan, dan Pantai Seger, di kawasan Mandalika Lombok mewarnai roadtrip 10 hari di Jawa Bali Lombok. Perjalanan ini juga kami dokumentasikan dalam dua bagian video. Video pertama adalah rute perjalanan dari Depok sampai Gili Trawangan. Sementara video bagian kedua adalah rute penjelajahan dari Gili Trawangan hingga kembali ke Depok lagi.
Bisa di klik linknya atau langsung saksikan bawah ini. Semoga berkenan.
Liburan kenaikan kelas tahun ini mestinya aku dan anak-anak mau jalan-jalan ke Mandalika setelah dua tahunan memendam keinginan, tapi sepertinya mesti bersabar lagi 🙂
Kalau road trip begini, lelah bangetkah? dalam sehari berapa kali istirahat?
Lelah tapi seneng mbak. Kebetulan suami seneng kalau nyetir luar kota. Kalau di perjalanan pas ingin istirahat tinggal minggir aja. Cari tempat makan, masjid atau parkiran yang enak. Bisa dua atau kali, sesuka hati. Kalau sudah dapat penginapan di suatu tempat ya normal saja, kayak jalan-jalan biasa. Lombok hotelnya banyak diskon gede-gedean sekarang mbak. Bisa pesen dulu sebelum menjadwalkan liburan hehehe..