Keindahan Pantai Daplangu, Gerbang Menuju Ujung Kulon
Pantai satu ini terletak di Provinsi Banten. Ia layak disebut gerbang menuju Ujung Kulon karena lokasinya yang berbatasan langsung dengan taman nasional ini. Secara administratif, Pantai Daplangu termasuk dalam kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang. Pantai cantik ini termasuk sepi pengunjung, apalagi sekarang ini musim Covid-19. Tambah sedikitlah yang datang.
Perjalanan kami kali ini bertujuan untuk refreshing dari karantina yang begitu lama. Ini bagian dari road trip yang niatnya sampai ke Taman Nasional Ujung Kulon. Berkendara santai, kalau capek tinggal merapat untuk camping di sepanjang pantai Barat Banten. Pantai Daplangu ini menjadi tempat kedua yang kami singgahi. Malam sebelumnya kami camping di Pantai Pasir Putih Anyer.
Banten termasuk wilayah yang jarang kami oprek-oprek. Pernah dulu waktu ke Pantai Sawarna. Tapi udah lama banget. Sebelumnya pernah susur jalan pantai juga sepanjang lintas selatan Jawa Barat. Oiya hampir lupa, sebelum tsunami kami juga pernah deng ke Tanjung Lesung. Cuma konteksnya waktu itu macam staycation aja. Jadi memang sudah saatnya mengeksplor Banten lagi.
Total peserta dari komunitas Land Rover Depok kali ini cuma 4 keluarga aja. Meski demikian, jenis landynya bervariasi. Ada series 2 Si Long Canvas milik kami, series 3 diwakili Si Kunyit landynya keluarga Om Eik, ada Blue Fire Defender punya Om Yudo, dan ada Discovery kesayangan Om Bambang.
Di Pantai Daplangu kami menghabiskan satu malam. Meski demikian, inilah momen yang sulit terlupakan dalam perjalanan ke Ujung Kulon. Begini ceritanya. Kami tiba di pantai sore hari. Air laut perlahan mulai pasang. Saat menjelajah area pantai, mobil Om Bambang terjebak. Mesin sempat mati. Lalu gak bisa ganti persneling pula saat mesin berhasil dihidupkan. Sementara air laut mulai menggenangi bagian roda. Didorong pun susah. Selain ban harus menghadapi pantai berpasir, perseneling yang macet membuat roda juga enggak berputar.
Kami semua deg-degan. Jangan sampai Disco putih ini terbawa arus pasang. Sereeeeem. Semua turun tangan. Anak-anak ikut mencari dan mengangkat batu untuk mengganjal ban. Tiga Landy juga berusaha menarik mobil ini. Mulai pakai strap sampai winch digunakan. Tapi hasilnya, 3 mobil yang narik juga ikut berkubang di pasir pantai. Beraat. Anak-anak ikut menggali dengan sekop untuk membebaskan ban yang terkubur pasir. Setelah mesin agak dingin, baru deh coba narik Si Disco lagi. Perlahan mulai naik dari bibir pantai. Tapi butuh waktu yang panjang. Sampai akhirnya lepas maghrib, saat hari mulai gelap, Si Disco bisa ditarik bebas. Gak ada yang kata lain yang bisa terucap selain rasa syukur. Alhamdulillah, Allah masih melindungi. Malam itu kami tidur cepat. Badan letih, begitu juga hati. Di atas segala hal, yang penting semua aman terkendali malam ini.
Pantai Daplangu termasuk pantai yang bersih dari sampah. Lokasinya masih natural banget, belum dipoles sana sini. Pasirnya lembut berwarna keputihan. Garis pantainya pun landai. Waktu terbaik untuk berenang di pantai ini adalah pagi hari, saat air masih agak tinggi. Siang menjelang sore ia mulai surut. Karang-karang di bawahnya pun bermunculan. Agak sakit kalau langsung kena kaki. Nanti laut akan pasang lagi dari sore menjelang malam. Overall, pantai ini cantik banget dan alami. Saat matahari cerah, gradasi warna perairan pantai bisa terlihat jelas. Ombaknya pun gak besar. Ini yang membuat anak-anak cukup aman dan senang bermain di sini.
Sebagai fasilitas bagi pengunjung, ada sekitar 2 atau 3 pendopo yang sudah dibangun. Mushala juga ada, toilet tersedia. Lumayan bersihlah meskipun bisa diusahakan lebih bersih lagi. Kita bisa mendirikan tenda langsung berhadapan dengan pantai. Bawalah lotion anti nyamuk biar kulit terhindar dari gigitan serangga yang satu ini.
Dari Depok, Jawa Barat, kalau nyetir nembak langsung ke sini butuh waktu sekitar 4-5 jam perjalanan. Kalau naik landy tua kayak kami bisa lebih lama lagi hehehe… Rekomendasinya sih camping aja deh di sini biar santai dan gak capek di jalan. Biaya camping Rp 50.000 permalam permobil waktu itu, setelah tawar menawar. Warung tersedia kalau kita gak bawa bekal banyak.
Kondisi jalan menuju Pantai Daplangu relatif bagus. Sebagian besar sudah dilapis beton. Mobil jenis sedan masih aman banget ke sini. Mencari lokasi Pantai Daplangu pun tak sulit, karena ia berada di pinggir jalan utama menuju Taman Nasional Ujung Kulon. Pesannya, kalau mau camping bawa tenda sendiri ya, karena kami tidak melihat ada penyewaan alat camping di sini. Kecuali mau tidur di mobil atau pendopo, ya gak perlu bawa atau sewa tenda. Cuaca di sini seperti layaknya udara pantai, blas nggak ada dingin-dinginnya. Jadi sleeping bag kami gunakan sebagai alat tidur saja.
Pantai Daplangu sebagai gerbang menuju Ujung Kulon layak banget disinggahi. Dari sini ke Taman Nasional jaraknya udah nggak jauh lagi. Mau camping ataupun sekedar piknik tetap asyik.
alhamdulilah akhirnya bisa ketarik juga mobilnya, ngeri juga kalau sampai terbawa arus
seru banget kegiatan ini mbak, ini yang disuka temen temen aku nih, camping ceria.
lokasi deket pantai, bangun pagi udah bisa liat pantai plus sunrise-an, cakepp
Alhamdulillah. Itu kejadian menegangkan banget soalnya, sampai anak-anak semua turun ikut bantu. Banyak berdoa juga sih waktu itu, karena kita udah kerahin segala upaya dan usaha cuma belum berhasil juga. Kombinasi doa dan usaha memang pas akhirnya.
Mbaaa serem juga pas lendy nya ga gerak yaaa. Duuuh untung rame2. Ga kebayang kalo sendirian tanpa ada yg bantu -_- .. Alhamdulillah msh dibantu
Aku jd pengen punya lendy loh kalo baca2 ceritamu :D. Tapi ntahlah suami mau ato ga hahahahaha. Perawatannya mahal ga sih mba? Seru kayaknya kalo bca petualangan kalian dengan komunitasnya juga 🙂
hahaha… masing-masing punya keasyikan sendiri. Kita lagi asyik main landy sekarang. Tapi intinya sih tetap kegiatannya jalan-jalan dan berpetualang mau naik apapun itu. Kebetulan ada barennganya di komunitas Landy. Soal perawatan sama lah kayak hobby lainnya. Bisa mahal kalau nggak suka. Tapi kalau udah suka pengeluaran pun gak terasa.
Kalau untuk pakai motor dan mau mendirikan tenda permalam berapa biayanya?
Apakah dihitung misal :
– Tiket masuk 20rb
– Parkir motor 10rb
– Tenda permalam 50rb ?
Hai,
Parkir dan mendirikan tenda sudah satu paket. Jadi waktu kami bayar camping 50ribu permalam permobil itu sudah termasuk parkir. Perorangnya gak kena charge lagi. Setidaknya itu yang kami alami kemarin. Karena belum dikelola profesional dan sistematis, masih ada nego-nego juga. Jadi kalau dirasa pengelola kasih charge kemahalan bisa ditawar. Pengeluaran yang harus disiapkan selain itu paling bayar toilet saja.
Semoga membantu, terima kasih sudah mampir ke ajakanak.com