Ben Thanh Market: Wisata Belanja Favorit di Vietnam
Ben Thanh menjadi salah satu tempat wisata belanja favorit di Ho Chi Minh City, Vietnam. Ho Chi Minh City adalah ibukota Vietnam. Dulu namanya Saigon. Tahun 1975, nama baru diberikan pada Saigon untuk menghormati Ho Chi Minh, pahlawan besar Vietnam. Uncle Ho, demikian panggilannya, ialah sang proklamator kemerdekaan dan tokoh pemersatu negara ini.
Ben Thanh Market atau pasar Ben Thanh kini telah menjadi landmark wisata di Ho Chi Minh City. Banyak yang bilang jangan berbelanja di Ben Thanh karena barang-barangnya overpriced. Tapi sungguh, godaan untuk melihat-lihat pasar ini susah untuk dihindari. Apalagi lokasinya berada di jantung kota. Belum lagi, semua yang diinginkan wisatawan rasanya ada di pasar ini. Segala jenis kerajinan hingga makanan khas tersedia. Mau beli oleh-oleh macam apa pun juga bisa di Ben Thanh.
Jadi keputusan itupun dibuat. Kami tetap mengunjungi Ben Thanh Market saat datang ke kota Ho Cho Minh di bulan Juli 2017. Suatu keputusan yang tidak kami sesali. Sebab dengan sedikit waktu yang kami punya selama di Vietnam, belanja oleh-oleh gak perlu pergi ke mana-mana lagi.
Sejarah Ben Thanh Market
Ben Thanh Market saat ini adalah pasar tertua di Ho Chi Minh City. Pemerintah kolonial Prancis semula mendirikan pasar pada tahun 1859. Vietnam dulunya memang jajahan Prancis. Negara Eropa ini perlahan menguasai Vietnam mulai tahun 1840-an. Tahun 1945, Ho Chi Minh mendeklarasikan kemerdekaan Vietnam. Namun baru tahun 1954, Prancis benar-benar hengkang setelah kalah perang melawan kegigihan tentara Vietnam.
Lama dikuasai Prancis, banyak jejak budaya yang tertinggal. Salah satunya adalah kebiasaan ngopi dan menjamurnya warung kopi. Dulu, orang Vietnam lebih suka menikmati teh. Setelah Prancis masuk, berkembanglah budaya ngopi.
Kembali ke sejarah Ben Thanh, tahun 1870 pasar hancur akibat kebakaran. Ia pun dibangun kembali menjadi sebuah pasar terbesar di Saigon yang diberi nama Les Halles Centrales. Tahun 1912, pasar dipindahkan ke gedung baru dan berganti nama menjadi Ben Thanh Market hingga seperti yang kita kenal sekarang ini.
Di era modern, di mana pariwisata Vietnam berkembang pesat, pasar Ben Thanh dikunjungi tak kurang dari 10.000 pengunjung setiap hari. Pasar ini memiliki sekitar 1.500 lapak dan lebih dari 6.000 usaha kecil yang menjual barang-barang secara eceran.
Pengalaman Belanja di Ben Thanh Market
Ben Thanh Market menjadi lokasi wisata belanja favorit di Vietnam, karena kelengkapan isinya. Harga barang-barang di Vietnam juga tak jauh beda dengan harga di Indonesia. Bahkan cenderung lebih murah. Nilai tukar rupiah juga lebih tinggi dari Vietnam Dong (VND). Buat gampangnya, 1000 rupiah sama dengan 1500-1600 VND. Biar gampang lagi, 100 ribu rupiah bisa disamakan dengan 150-160 ribu VND. Ini kurs bulan Mei 2020. Waktu kami ke Vietnam tahun 2017, kursnya juga gak jauh beda.
Yang paling menarik buat saya adalah aneka kerajinan tas, dompet, pouch, atau apapunlah namanya itu. Pas banget buat dipakai sendiri, atau untuk oleh-oleh. Motif dan warnanya sangat khas, harganya pun terjangkau. Di Ben Thanh jangan takut untuk nawar. Boleh nawar setengah harga, bahkan silakan tawar sepertiganya. Para penjual di sini kalau ngasih harga memang suka gak kira-kira. Kalau mereka marah barangnya ditawar, yah tinggalkan saja. Masih banyak pedagang barang sejenis. Ini pasar yang kompetitif. Jadi silakan keliling dulu untuk survei harga. Jangan keburu nafsu buat belanja.
Setelah keliling, akhirnya dapat deh harga yang masuk akal. Pouch kain tebal untuk tempat kosmetik misalnya, dengan 100 ribu VND saya bisa dapat 4 buah. Saya beli beberapa untuk oleh-oleh karena pouch ini gak makan tempat kalau dipacking.
Oleh-oleh lain yang sangat umum, tapi terpakai kalau buat kami adalah kaos. Biasanya kaos juga dibeli buat diri sendiri sebagai kenang-kenangan. Di Ben Thanh, banyak kaos berwarna merah bergambar palu arit dijual. Palu arit adalah simbol Partai Komunis Vietnam. Ini partai paling besar dan berkuasa di negeri ini. Dari sedikit negara komunis yang tersisa di dunia, Vietnam adalah salah satunya. Negaranya pun berbentuk sosialis. Tapi kapitalisme, rasanya lebih menguasai kalau kita belanja di Ben Thanh hehehehe…
Kaos lain yang laris juga di Ben Thanh adalah yang bergambar bintang berwarna kuning, dengan warna dasar merah. Ini kaos yang melambangkan bendera kebangsaan Vietnam. Selain itu banyak juga kaos bergambar Uncle Ho. Itu sudah kaos ciri khas Vietnam dan Ho Chi Minh City. Harganya tergantung kualitas. Kaos seharga 100.000 VND sudah lumayan bagus kok (waktu itu).
Yang menarik juga, di Ben Thanh bakal ketemu banyak lapak yang menjual makanan fermentasi. Kalau di kita semacam udang kering, terasi, petis, dan sejenisnya. Makanan fermentasi ini punya peranan penting bagi dunia kuliner Vietnam. Ia bisa diracik menjadi beragam saus atau cocolan, bahan dasar sejumlah makanan khas, dan ada juga yang dimakan langsung begitu saja. Secara umum makanan fermentasi ini dalam bahasa Vietnam disebut “mam”
Selain dikeringkan ada juga makanan yang difermentasi dengan cara diasinkan, atau dibaluri garam yang sangat banyak. Jadi ada yang teksturnya kering, ada juga yang teksturnya basah. Biasanya yang difermentasi basah adalah ikan, udang, atau kepiting dari Mekong Delta, wilayah di mana sunga Mekong bermuara.
Salah satu mam yang paling terkenal adalah Mam Ba Khia. Yakni fermentasi yang terbuat dari kepiting yang hidup di Mekong Delta. Kepiting ini termasuk dalam spesies Sesarma Mederi, atau kepiting bakau.
Untuk membuat Mam Ba Khia, kepiting bakau yang sudah dibersihkan dimasukkan ke dalam stoples yang berisi air dan garam yang banyak. Setelah itu ditutup rapat dan dibiarkan mengering selama 7-10 hari. Mam Ba Khia berwarna kemerahan dan memiliki bau yang khas. Orang Vietnam biasanya memakan Mam Ba Khia dengan perasan lemon, cabai, gula, daun mint, serta basil. Kami tak membeli aneka makanan fermentasi ini. Bingung ngolahnya, serta ngebayangin bakal ribet juga bawanya di bagasi.
Selain aneka makanan fermentasi, beragam rempah juga ada di Ben Thanh. Buat yang suka dan bisa masak, mungkin ini surganya. Saya kurang familiar dengan rempah-rempah Vietnam. Taunya cuma makan saja. Itupun gak sering. Dan satu lagi, saya gak jago masak. Jadi skiplah soal rempah.
Jualan khas lain yang bisa kita temui di pasar Ben Thanh adalah manisan buah dan sayur. Orang lokal menyebutnya “mut”. Banyak banget manisan tersedia di sini. Apel, jeruk, wortel, jahe, labu, melon, hingga bunga persik, semua ada versi manisannya. Ada yang dijual dalam stoples-stoples besar, hingga yang sudah dikemas macam permen. Orang Vietnam paling banyak mengonsumsi mut saat tahun baru yang menandai datangnya musim semi.
Dan yang gak ketinggalan ada di Ben Thanh adalah kopi tentunya. Vietnam adalah negara penghasil kopi terbesar kedua di dunia setelah Brasil. Kita bisa membeli mulai dari kopi yang masih berbentuk butiran, hingga yang sudah disangrai dan dihaluskan. Pilihannya banyak banget. Tapi tentu, ada harga ada rupa.
Memiliki keahlian mengenali kopi yang baik sangat dibutuhkan di pasar Ben Thanh. Sebab beberapa pedagang juga iseng. Mereka menawarkan kopi kualitas ala kadarnya dengan harga yang mahal. Kami membeli beberapa merk kopi dengan beberapa variasi harga. Setelah dicoba di tanah air, ada kopi yang memang enak banget, ada juga yang biasa saja rasanya. Selain kopinya, beragam ukuran saringan kopi ala Vietnam juga dijual di sini. Sebagian dijual secara bundling bersama kemasan kopi.
Di beberapa sudut pasar Ben Thanh kita juga bakal melihat gerai makanan yang bisa disantap di tempat. Kalau melihat penampakannya, beberapa tampak menggiurkan. Tapi kami agak takut juga menjajal streetfood di sini. Makanan Vietnam, banyak menggunakan minyak dan daging babi. Jadi lebih amannya, kami memang mencari restoran halal untuk makan. Di dekat Ben Thanh Market, kita bisa ke Malaysian Street, kawasan makanan halal yang sangat populer di Ho Chi Minh City.
Lokasi Ben Thanh Market
Kalau kita mengetik Ho Chi Minh City di Google Maps, lokasi Ben Thanh Market sudah langsung muncul tanpa diminta. Ben Thanh Market berada di Distrik 1 kota Ho Chi Minh. Ia berada di antara pertemuan jalan yang sangat sibuk. Di bagian selatan adalah jalan Le Loi/ Quach Thi Trang, bagian utara jalan Le Thanh Ton, bagian timur jalan Phan Boi Chau dan di bagian barat adalah jalan Phan Chau Trinh.
Terus terang kami tak menghafalkan nama jalan ini saking susahnya mengingat nama-nama Vietnam. Cukup hafalkan saja Ben Thanh, karena semua orang di Ho Chi Minh rasanya bisa memberi tahu arahnya. Ini salah satu faktor juga yang membuat Ben Thanh menjadi tempat wisata belanja favorit di Vietnam. Tapi, petunjuk arah yang paling gampang buat kami adalah google maps. Pastikan saja kuota internetnya aktif. Gmaps adalah aplikasi yang sangat meminimalisir pelancong untuk tersasar.
Kami masuk Vietnam dari Kamboja, naik bus lewat jalur darat. Ini bagian dari trip 10 hari keliling Thailand, Kamboja, Vietnam dan Singapura. Tiga negara kecuali Singapura, kami tembus melalui jalan darat naik bus antar negara. Pagi hari kami berangkat dari Phnom Penh di Kamboja, sorenya bus menurunkan kami di kawasan Ben Thanh, Ho Chi Minh City, Vietnam. Perjalanan dengan bus melintasi tiga negara kami dokumentasikan juga dan bisa dilihat di YouTube channel ajakanak com.
Ornamen bangunan yang paling ikonik dari Ben Thanh Market adalah menara jamnya. Ini yang paling mudah dikenali. Menara jam ada di sisi selatan pasar, pintu masuk utama Ben Thanh. Luas pasar sekitar 13 ribu meter persegi. Hati-hati saja tersesat di dalamnya. Kejadian yang paling sering adalah masuk lewat mana keluarnya entah di mana.
Meski begitu, tersesat di pasar Ben Thanh bukanlah pengalaman yang mengerikan. Seru malahan. Banyak barang yang bisa dilihat, dan jarang kita temui di tanah air
Jam Buka Ben Thanh Market
Ben Thanh Market, atau biasa disebut Cho Ben Thanh dalam bahasa Vietnam, beroperasi mulai sekitar jam 6 pagi hingga jam 6 malam. Namun jam 5 sore, biasanya sudah banyak lapak pedagang yang bersiap tutup. Tapi jangan khawatir, di malam hari kita tetap bisa berbelanja di Ben Thanh. Ada pasar malam yang buka dan ramai pengunjung juga di jalan sekitar bangunan pasar.
Demikian pengalaman kami saat mengunjungi Ben Thanh Market, lokasi wisata belanja favorit di Ho Chi Minh City, Vietnam. Ben Thanh bisa jadi pilihan one stop shopping yang praktis untuk belanja oleh-oleh. Tinggal pintar-pintar saja menawar harga dan memilih kualitas barang yang diinginkan. Buat kami, Ben Thanh tetap lokasi yang sangat bernilai untuk dikunjungi. Ia adalah bagian dari sejarah kota Ho Chi Minh. Dan selama lebih dari seratus tahun, ribuan warga setempat menjalani hidup berkat keberadaan pasar ini.
Aku ke benh Tan market ini sampe kalap belanjanya waktu itu. Memang sih banyak yg bilang overpriced, tp masalahnya walo over ttp aja muraaah byangeeet hahahahaha..
Tapi jujurnya kalo inget HCMC, aku rada sebel Krn sempet kena scam pas ke Benh Tan ini mba. Ama 2 kakek tua Bangka, yg nawarin aku dan suami naik becak2 mereka , kliling 5 tempat wisata termasuk Benh Tan, dengan hrg vnd 330rb. Kita deal, bahkan aku sampe kasiaaan liat mereka berdua yg udah tua , msh narik becak. Sampe aku bilang ke suami, ntr kita ksh tips yg banyak yaaaa.
Ternyataaaaaaa, pas udh selesai belanja, vnd 330rb td, ternyata dikaliin berasap orang, di kali LG total jam kami jalan, yg mana itu ada 3 jam an. Padahal td bilangnya itu hrg 2 becak jalan2 kliling kota. Keseeeel banget. Lgs aku sumpahin tuh 2 orang. -_-
Tp jd belajar sih. Vietnam memang cantik2 tempat wisatanya, tapi scam di sana juga ngeri saking banyaknya :D.jd aku belajar utk ga gampang percaya kalo ke sana lagi. Semua hrs ditulis detil sebelum deal
Waduuh ngeselin banget itu. Aku selama trip ini selalu hati-hati terhadap tawaran jasa-jasa kayak gini. Mulai dari tuktuk di Thailand, Kamboja, ataupun Vietnam. Soalnya banyak yang habitnya jelek banget. Mereka bener-bener manfaatin wisatawan. Belum ancaman copet hihihi.. itu ransel makanya selalu aku taruh di depan kalau di tempat ramai. Waktu di HCMC sekali ikutan paket travel ke Cu Chi tunnel, itupun pakai jasa travel resmi yang ada kantornya. Kalau yang nawar-nawarin di jalan gak berani. Kecuali kita udah galak dan detail banget di depan. Cuma ya sebelnya itu ya, yang ngerjain kamu kakek-kakek. Mana kita nyangka ya bisa getok kayak gitu.
wow segala ada ya, aku mungkin mau belanja semuanya
Ahahaha.. asal cukup masuk bagasi semua mbak