Camping gratis di Pantai Lariti Bima, ujung timur Sumbawa
Pantai Lariti berlokasi di Kabupaten Bima, ujung timur Pulau Sumbawa. Pantai cantik ini kami jadikan lokasi camping saat menjalani road trip Depok-Flores yang kami jalani selama 13 hari. Dari kota Bima, Pantai Lariti bisa ditempuh sekitar 1,5 jam perjalanan dengan kendaraan roda empat. Jalannya cukup bagus dan mulus, jalurnya pun mudah diikuti lewat google maps.
Kami tiba di Pantai Lariti Bima di momen yang pas, yakni saat senja. Jalan menuju Panti Lariti yang berbukit-bukit terlihat romantis di tengah semburat langit jingga. Ada benarnya juga kalau dipikir-pikir kenapa para musisi indie senang sekali dengan senja. Mood jadi bagus dan happy melihatnnya. Sayangnya waktu sunset sudah terlewat, jadi kami kebagian sisa-sisa warna langitnya saja. Besok pagi, kami berniat gak bakal melewatkan sunrise. Yes, inilah istimewanya Pantai Lariti. Kita bisa menyaksikan indahnya sunset sekaligus sunrise di sini.
Masuk ke Pantai Lariti Bima, di ujung timur Sumbawa ini gratis. Mendirikan tenda juga gratis. Bahkan parkirnya pun gratis. Tinggal cari spot yang diinginkan saja di tepi pantai, selagi belum keduluan orang, bebas suka-suka. Perairan di sini pun tenang karena terletak di teluk dan berhadapan dengan pulau kecil bernama Pulau Paliman. Kalau laut lagi surut, menuju Pulau Paliman bisa jalan kaki melalui jalan yang terbentuk karena pasir timbul.
Camping di Pantai Lariti juga tak perlu takut kekurangan logistik. Sebagai pantai yang sering dikunjungi wisatawan, ada banyak warung tersedia di sini. Menu favorit kami adalah ikan bakar yang disajikan dengan sambal mangga, nggak ada lawan enaknya. Ikannya segar sambal mangganya juga. Sistemnya paketan. Beli ikan nanti sudah dihidangkan dengan nasi, sayuran dan sambal. Waktu kami ke sana setengah kilo ikan plus nasi sayuran dan sambal untuk 4 orang dihargai 85 ribu rupiah saja. Terima beres, ikan bakar dan pelengkapnya diantar langsung ke tenda.
Fasilitas toilet di sini tersedia di warung-warung. Ini yang agak mahal. Sekali masuk bayar 5 ribu rupiah. Itu karena air di sini terbatas. Jadinya air untuk ke toilet disediakan perjeriken kecil. Waktu kami ke sana kayanya lagi musim kering. Saat parkir sebenarnya tampak bangunan bungalow, tapi sepertinya sudah tak terurus dan tak terpakai. Di sebelahnya ada bangunan seperti toilet umum, tapi karena terlihat juga gak terawat jadinya gak masuk juga. Kami pakai toilet yang disediakan penjaga warung saja.
Waktu terbaik untuk mengunjungi Pantai Lariti adalah di pagi atau sore hari. Itu saat matahari tidak terlalu panas. Kalau siang terik banget soalnya di sini. Hampir nggak ada pohon rindang. Jadi tipsnya kalau mau camping di sini, datang saat sore hari, kemudian bermalam, dan esoknya sebelum jam 10 pagi sudah meninggalkan lokasi. Kecuali kalau memang tahan dengan udara panas, pilihannya siang-siang bisa ngadem santai di saung-saung yang tersedia di depan deretan warung sambil minum es kelapa.
Lebih lengkap video tentang Pantai Lariti Bima yang berada di ujung timur Sumbawa bisa disaksikan di youtube channel Ajak Anak berikut ini.